Lanjutan kisah bukan
(keluarga)cemara,berhubung ngayalnya sudah kelewat batas,harus cepat ditamatkan
saja.
Siapa istri ariev? Kenapa
Harry tambah ganteng setelah keluar penjara (kalau ini mah terinspirasi sama mas Ariel saja,dia keluar dari penjara juga tambah mateng)
Kenapa Husni seperti enggan membahas masalah hati?
Baiklah daripada aku ngoceh ga jelas,ini aja
deh baca lanjutan cerita gilaku.
***
Beberapa hari lagi ulang
tahun Ulfa yang ke 17 , sempat terjadi perdebatan alot antara ke dua orang
tuanya, papa Ojie ingin merayakan di hotel dan mengundang semua relasinya, tapi
mama Achid merasa keberatan dan ngotot menolak,ia hanya akan mengundang
tetangga-tetangga rumah saja dan mempertahankan keinginannya, jarang
sekali mama Achid begitu ngotot, dia hanya ingin merayakan hari istimewa anak
tercintanya dirumah.
Papa ojie yang sangat memahami isi hati istrinya
akhirnya setuju saja,mengalah akan kemauan istrinya. Meskipun kusak kusuk
dibalik koran,dan tertangkap basah Husni. Husni melemparkan senyum menggoda.
Ojie melemparkan tatapan bengis ke arah anak sulungnya. Entah apa yang membuat
Husni senyum senyum menggoda papanya itu. Husni yang beberapa hari ini sering
diomelin papanya segera berlalu. Entah kenapa akhir akhir ini papanya sering
mengomel. Batin Husni selalu bertanya tanya,meskipun kadang ia tau jawabannya
juga. Padahal Husni bukan anak anak lagi. Meskipun sering kali tingkahnya tidak
menunjukkan kedewasaan juga. Apalagi kalau sudah menyangkut kucing
kesayangannya. Bisa ribut sama anak tetangga . "Bikin malu saja."
Gumam papa Ojie dengan sengaja.
Bagi Ulfa sendiri tidak masalah mau dirayakan
dimana,toh pasti akan tetap berkesan buatnya,yang paling bahagia dia
dikelilingi orang yang paling ia sayang,ada mama papanya dan tentu kakak
tercintanya. Kakak yang selalu melindungi dan selalu ada untuknya. Kakak yang
tak pernah ingin digantikan siapapun,asal ada kak Husni,Ulfa bisa tersenyum
bahagia.
"Kak,kak Husni,nanti undang teman teman kakak
ya kalau ulang tahunku."*
Husni langsung bereaksi... " Lah ga salah
nih? Kok temen temen kakak yang diundang? "
"Engga ,pokoknya Ulfa mau kakak undang semua
teman kakak yang dulu!"
Ulfa sengaja berkata seperti itu karena tak ingin
kakaknya tau kepada siapa hatinya diserahkan.
Eh eh jangan Lupa Emmil di daftar undangan nomer 1
ya,kata Husni yang langsung mendapat protes Ulfa.
"Uuppps,aku punya rencana buat ngerjain
dia." Kata Husni sambil memeluk adiknya.
Emmil yang tidak tau akan
rencana usil Husni kini sedang mengobrol dengan bundanya.
"Bun,bundaaaa..."
"Apa sih nih anak,manggil manggil terus!"
"Emmil kangen Rere bun..."
" Asataga Emmil! Kalian kan masih ketemu
disekolah? "
"Beda bun,biasanya Rere kan sering
kesini,tapi semenjak ada ayah, Rere jarang main. Emmil kan kangen sama ayah
sudah selesai bun." Rengek Emmil yang membuat bundanya tersenyum , mau
tidak mau bayangan suaminya hadir dipelupuk mata.
"Bundaaaa! Malah bengong! Ayo bunda barusan
mikiriin siapa? Mikirin ayah yaaaa? " Rupanya sifat usil Emmil tidak
berubah.
Masuk cuk,tiba tiba terdengar suara ayah Harry di
pintu,Emmil langsung larii..." ayaaaah... eh ada om Dimas, Emmil langsung
menghampiri papa Dimas dan Om Billy dan menjabat tangannya, meskipun Emmil
terkesan pencilatan,tapi bunda selalu mengajarkan sopan santun.
"Hallo jeng Dini tambah cantik saja"
sapa papa Dimas tanpa rasa malu,memuji istri sahabatnya dan langsung mendapat
lemparan bantal dari Ayah Harry, keterlaluan kon cuk! Dia itu istriku,ayah
Harry langsung memeluk bunda Dini dari belakang, pecahlah tawa Papa Dimas ,Om
Billy bahkan Harry sendiri. Aku bingung,kok kamu semakin berisi seperti
itu,kamu seperti pergi pesiar saja? Tanya papa Dimas tanpa menyebut nyebut
tempat tinggal ayah Harry selama ini. Ayah Harry tersenyum bangga dan dengan
wajah berseri seri menjawab, aku disana tidak hanya tidur dan makan,aku disana
bekerja menggunakan fisikku,dan aku juga aktif ikut kegiatan berbagai olah
raga,jadi aku tidak ingin ketemu kalian terlihat tua renta,dan aku bangga
dengan hasilnya,tidak sia sia aku melarang kalian teman teman dan keluargaku
untuk menjauhi tempat itu,meskipun aku sendiri sering kesepian."
"Jadi kamu sudah siap bekerja lagi?"
Tanya Om Billy.
"Wah aku sudah siap,dan aku sudah
memaafkan kekilafan culinary,semoga dia tidak ketakutan lagi dan kembali ke
Indonesia."
" Kamu sudah tidak marah dan memaafkannya?
Masih menganggap dia sahabatmu lagi?" Tanya papa Dimas dengan takjup,mau
tidak mau ia bangga dengan sahabatnya,meskipun menderita selama 12 tahun,tapi
jiwa pemaafnya luar biasa.
"Kemarahanku sudah luntur cuk, dan
menganggapnya sahabat itu urusan lain,lagi pula aku sudah berkumpul dengan
keluargaku dan kalian lagi,dan kalian tetap menerimaku. Apa salahnya aku
memaafkan culinary,dia juga hanya manusia biasa,kilaf itu hal normal, kasihan
dia kalau hanya gara gara masalah yang sudah kadaluwarsa ini dia harus
mengungsi di Hongkong, lah aku saja belum pernah ke sana,kok dia seenaknya
ngungsi kesana." Ucapnya yang sudah mulai ngacau.
" Aku bangga karo kowe cuk,bangga tenan!
" Papa Dimas tanpa sadar mengucapkan bahasa jawa medoknya.
***
Pesta ulang Tahun Ulfa pun dirayakan dirumah dan
halaman Rumah Emil,semua teman sekelas Ulfa di undang,bahkan ibu guru Fety pun
menghadiri pesta muridnya dengan anggun. Meskipun bukan di ruang kelas,ibu Fety
sempat menegur Rera dan Emil yang tidak bisa diam. Antho sang ketua kelas pun
tak luput dari teguran ibu guru Fety ,karena dia dan Abang Galau hanya sibuk
mondar madir melihat makanan yang tersaji,padahal belum saatnya di persilahkan
makan. Dan setelah saatnya makan langsung menghambur tak mau antri.
Karena hampir semua teman Husni di undang,jadi
setelah pesta usai ,suasana tetap ramai riuh,meskipun semua taman ulfa sudah
berpamitan pulang.
Dokter dokter muda yang membuat Emil dan Rere
mengumbar senyum sejuta watt nya,yang mendapat wajah manyun tak suka
Ulfa,padahal kan niatnya ia yang mau tebar pesona,tapi ini malah kedua
sahabatnya,ah entahlah... Sepertinya belum jadi sahabat,hanya kedua teman
usilnya ini yang menikmati suasana,padahal ini kan ulang tahunnya.
" Kak Husni" bisik Ulfa dengan manja,
"katanya mau ngerjain Emil? Kok ga jadi sih?" Ulfa mengingatkan
kakaknya yang sepertinya lupa akan niat awalnya.
" Eh iya ya,kak Husni lupa,mungkin besok saja
ya? Ga enak sama teman teman kakak nih." Jawab Husni yang merasa mulai
luluh akan Emil,entahlah rencana untuk mengerjain Emil seperti menguap entah
kemana,bahkan ia lupa kalau pernah berkata ingin memberi pelajaran Emil. Ia
memandang Emil dan Rere bergantian, lamunannya melayang beberapa tahun
lalu,sewaktu ia masih berstatus koas... Pernah sekali waktu ia dekat dengan
seseorang,seseorang yang membuat hatinya luluh,diberikan hatinya utuh untuk
gadis itu. "Apakah dia punya adik perempuan? Karena sifat dan
kelakuannya sangat mirip." Gumam Husni tanpa megalihkan tatapan matanya.
Emil dan Rere tidak tahu apa yang terjadi, mereka asik saja berceloteh dan
tiba-tiba mata Rere bertemu dengan mata Husni yang seperti menguncinya,meskipun
hanya sekilas,Rere merasa diawasi gerak geriknya, hem ... Dia memang seganteng
Yunho,tapi kalau dia seperti itu cara menatapnya,hiii..ngeri juga ah... Tanpa
sadar Rere mengucapkan semua kata,yang ia anggap hanya bicara dalam hati.
" Eh kenapa Re?" Tanya Emil yang
penasaran kenapa Rere ngomong sendiri,meskipun Rere sering ngomong sendiri tapi
Emil tetap penasaran. Dan sekilas tatapan matanya menangkap kilat mata
Husni dengan pandangan yang aneh,kenapa tatapan Husni seperti itu? Seperti
ingin menelannya hidup hidup. Batin Emil yang melupakan pertanyaannya ke
Rere.
Eh kamu Emil ya? Tanya Sony teman Husni yang
sejak tadi sibuk senyum senyum ke arah Emil.
"Kenalkan aku Sony,aku dokter temannya Husni."
Ih narsisnya nih Dokter Sony,Emil langsung menarik
Rere yang tertawa geli melihat dokter Sony dengan tampang sang perayu .
"Eh kenalin juga... aku Theo,aku temennya Sony,ikut di undang ke pesta ini
karena aku juga temenan sama Husni." Celoteh Sony dan Theo tanpa rasa
malu,meskipun di acuhkan para gadis. Wah rupanya pesonamu tidak mempan Son?
Ucap Daniel yang diiyakan Heri dan Adhit. Bahkan Adhit tak berhenti meledek
Sony dan Theo dan menantang ingin ikut berkompetisi dalam mengenal
Emil dan Rere.
Sayangnya Emil sudah lelah tebar senyum.
Siapa suruh dari tadi engga mau kenalan. " Ayo masuk" Emil menarik
Rere ke rumahnya.
" Yah Emil,kenapa kita sudahan sih! Kan aku
masih belum kenalan sama mereka." Rengek Rere... " Lagian aku belum
sempet ngobrol sama mas Husni. Ah mas Husni makin hari makin cakep saja
siiiiih." Rere tak tahan menyimpan pujian dan kekagumannya. Meskipun tadi
sempet bergidik ngeri melihat tatapan Husni,tapi Rere tetap tidak rela kalau
Emil dengan paksa mengajaknya pulang.
"Emil!" Bentak Rere yang merasa
diabaikan.
"Apaan sih Re! Aku sengaja tau ajak kamu
masuk,biar mereka tambah penasaran! Kalau kita tebar pesona terus,yang ada kita
yang ngejar mereka,aku kan ogah ngejar mereka... Jalan aja sudah malas apalagi
suruh ngejar trus kejar kejaran."
Rere bingung dengan penjelasan Emil yang tidak
sinkron sama sekali.
" Tapi Mil... Aku ,aku kan mau ngobrol sama
mas Husni." Rere tetap ngotot.
"Sudah deh,kamu kan tahu! Husni masih
musuhku. Jangan ngobrol sama dia,apalagi berani naksir! Ancaman itu masih
berlaku loh. " Emil mengingatkan Rere lagi.
" Yah Emil,entar aku aduin ke bunda Dini
lo,kalau kamu suka berantem sama mas Husni. Kan bunda pernah pesen,kita ga
boleh berantem sama tetangga. Khususnya tetangga sebelah." Katanya berapi
api " aku jadi curiga deh,apa bunda naksir mas Husni ya? Kok..."
Belum selesai Rere ngomong,Emil sudah
memukul pundaknya dengan keras dan membuat Rere meringis menahan sakit,tapi
tidak berniat membalas Emil.
"Re! Kamu ini...keterlaluan,mana mungkin
bunda naksir Husni...ngacau kamu. Meskipun pertama lihat Husni bunda Histeris
ya...ha ha ha..."
Rere dan Emil tertawa,mentertawakan tingkah
bundanya dulu,meskipun bundanya yang sekarang sudah menjadi lebih anggun
tetap saja,Rere dan Emil mencari gara gara dan seringkali membuat bunda Dini
terpancing.
"Re... Tapi aku lapar, tapi mau keluar lagi
aku ya malu." Ucap emil sambil mengelus perutnya...
"Syukurin,kapok... Siapa suruh tadi cuma
tebar senyum,kelaparan kan? Syukurin,mana bunda ga masak kan hari ini?"
Emil langsung mengenadahkan tangan dan berdoa
dengan khusuk "Semoga bunda ingat anaknya yang cantik ini dan segera
pulang membawa berkat. Amin." Doa Emil yang ngacau membuat Rere terkikik
geli.
Bunda Dini tidak tau kalau anaknya kelaparan malah
masih asik dirumah sebelah.*
Mama Achid sibuk mondar mandir dibantu oleh
Bunda Dini.
Eh jeng Dini, kapan kapan kita pergi jalan jalan
keliling negri tanpa mengajak anak anak yuk? Kepingin rasanya menikmati hari
tanpa gangguan anak anak."
" Wah kemana jeng? Kemana? Yuk yuk..."
Kata bunda Dini dengan antusias. Mendengar jalan jalan tanpa di ganggu Emil dan
Rere membuat bunda Dini semangat. "Enaknya kemana ya jeng?" Achid
malah bertanya balik. Eh kita mau pergi ber 2 saja atau mengajak para... Tunjuk
bunda Dini dengan dagunya,kearah papa Ojie dan ayah Harry yang sedang asik mengobrol
dengan kaum bapak. "Eh enaknya berdua atau mengajak mereka ya?"
Lagi lagi mamah Achid bertanya ,rupanya Achid sedang tidak fokus.
"Hem... Sementara ini kita rencanakan sendiri
saja,entah nanti mau ajak mereka atau tidak itu urusan lain." Jawab bunda
Dini dengan mata berbinar binar dan senyum mengembang.
.***
Mama ... Teriak Rere, mama Elly hanya bisa
mengelus dada,setiap pulang dari rumah Emil memang Rere sering bertingkah
begitu. " Iya kenapa teriak teriak lagi? Mama sudah bilang,jangan suka
teriak teriak." Tegur Elly untuk kesekian kalinya yang hanya dapat senyum
nyengir anaknya.
" Ma,om Ariev mengundang dirinya sendiri mau
datang makan malam besok sama istrinya,jadi mama suruh masak yang enak, sama
minta kue kue bikinan bunda Dini." Itu sih kalau soal kue Rere yang
nambahin, Rere dengan wajah berseri seri sambil loncat loncat kaya
kelinci,karena sebentar lagi Rere akan tahu siapa istri om Ariev,karena Rere
amnesia tidak mengingat sama sekali,tanya mamanya malah dipikir bercanda,tanya
papanya malah diajak tebak kuis tak berhadiah,benar benar tidak mempunyai
petunjuk, tanya om Ariev malah kena omel,dikata ponakan yang tidak sayang om
nya sampai melupakan istri omnya. Padahal Rere benar benar penasaran. Dan
Emil ,dia kan sama kaya Rere. Memang semua orang aneh.
Seperti hari hari
sebelumnya Emil selalu memanjat pohon mangga,sekarang dia sering merasa
kesepian,Rere jarang main,mau ngajak Ulfa dia segan,kurang cocok,Ulfa si gadis
Solo itu,ah sudahlah... Hanya Husni satu satunya tempat dia mencari kepuasan
untuk menyalurkan energinya yang sepertinya tidak pernah habis. Meskipun mereka
sering adu mulut dan seringkali jengkel hatinya,dan ingin melempar sendalnya.
Tapi semenjak acara ulang tahun Ulfa lalu,sifat
Husni berubah,jangankan usil menggodanya dan membuat mereka berantem, batang
hidungnya pun tak pernah terlihat lagi,sudah lebih dari seminggu Emil naik
pohon mangga setiap pulang sekolah,yang dilihat hanya si Husty, ah Husty keluar
masuk pintu,apa dia kangen sama Husni yang menghilang ya? Batin Emil sambil tersenyum
kearah Husty yang memandangnya dari teras dengan mata hijaunya,seolah olah
mereka sudah menjadi sahabat saja.
Emil masih takut sama Husty,makanya ia tidak
pernah main ke rumah sebelah,dan si Husty sepertinya sadar diri untuk tidak
mengganggu Emil,seperti ada perjanjian tak tertulis antara Emil dan Husty...
Emil tetap melamun diatas pohon hingga dilihatnya
bunda datang. Buru buru ia turun dari pohon dan berlari ke rumah, Emil berpura
pura saja bangun tidur,karena bunda akan marah kalau melihat Emil bandel naik
pohon.
Didalam kelas suasana berubah seperti pasar malam
yang nunggu antrian naik komedi putar, semua mengerubutin Ulfa layaknya seorang
artis,bukan hanya hari ini,tapi semenjak ulang tahunnya lalu,setiap pagi
semakin rame saja meja Ulfa. para gadis berharap bisa berkenalan dengan
kakaknya Ulfa. Dan Emil tidak tahan melihatnya,semenjak Ulfa datang,banyak yang
memperhatikan Ulfa,bahkan si ketua kelas selalu curi pandang ke arah Ulfa
dengan sembunyi sembunyi, kalau dilihat harusnya Emil yang jadi ketua kelas dan
Rere sang wakil,karena mereka sudah layaknya preman kelas. Tapi Emil dan Rere
tidak pernah mau mengambil beban itu, dan menghibahkan jabatan mulia itu kepada
Antho. Emil hanya suka mengancam Antho sang ketua kelas yang malas ribut dengan
Emil.
" Emang setiap hari Ulfa bagi bagi sembakau
ya Re? Kok selalu banyak yang antri begitu?" Tanya Emil yang baru
saja masuk kelas dengan cuek dan melihat Rere manyun memonyongkan bibir
mungilnya.
"Bukan,mereka seperti lebah itu cuma mau
kenalan sama mas Husni." Kata Rere tidak suka.
"Loh kenapa mereka malah ngrubutin Ulfa ya?
Kan Husninya engga ada juga?"
"Emil kamu ini bodoh atau lemot sih? Ya
iyalah mereka mengerumuni Ulfa,secara Ulfa adiknya mas Husni. Kamu kan tau mas
Husni itu cowok yang keren,baik ,dokter,mirip Yunho. Tau kan! Tuh... Kamu
lihat, mereka semua mau kenalan,kamu juga mau larang satu sekolah untuk kenalan
dan naksir mas Husni!" Bentak Rere yang jengkel dengan Emil karena diancam
tidak boleh naksir Husni.
"Oh... Kok kamu marah sih Re sama aku? Lagian
ya aku kasih tau,Husni tuh lagi ngilang."
"Hah ngilang gimana maksudnya? Aku tadi masih
lihat punggungnya kok."
" Kok bisa sih? Aku sudah seminggu loh naik
pohon mangga,cari dia...kok malah kamu yang ketemu sih?" Emil heran
sendiri.
" Ish ... Emangnya mas Husni Tupai yang
sembunyi di pohon mangga! Kamu kan tetanggaan, kenapa ga panggil saja,atau bbm
kek."
" Yah Rere,kamu kan tau,aku takut sama Husty,
dan bbm... Kamu menghina ya? Atau amnesia kamu kambuh lagi? Bunda
kan tidak mengijinkan aku pake bb,bunda itu pelit atau ga gaul sih! Masa
anaknya sudah besar begini masih ga diijinin beliin bb ya?"
" Iya nih,gara gara bunda,mama ikut ikutan
ngelarang aku juga."
Mau minta nomer hape mas Husni bingung
caranya,kalau pake bb kan enak ya,tinggal,minta pinnya dong mas. Kan begitu ya?"
Rere dan Emil saling mengeluh,mereka heran hari
gini minta bb saja di larang,ah dasar bunda pelit.
" Ah sebel,mau minta ayah,pasti bunda
marah." Keluh emil semakin menjadi.
"Kalau aku sih sebenarnya sudah mau dibeliin
bb sama papa,tapi aku kan setia kawan sama kamu,aku takut kamu iri sama
aku." Ucap Rere dengan sengaja.
Emil memutar matanya heran,"kok papamu baik
banget sih? "
" Iya dong papaku kan
emang baik." Rere membanggakan papanya...
Padahal papa Dimas tidak pernah berkata ingin
membelikan bb anaknya,ini Rere yang jengkel sama Emil gara gara Husni.
" Mil... Emil." Bisik Rere dengan
takut takut. Bukan takut sama Emil,tapi takut apa yang akan di sampaikan ke
Emil.
"Memangnya kamu beneran ya ngelarang aku , ga
boleh naksir mas Husni? Beneran kamu ga mau temenan sama aku lagi? Kamu rela
kehilangan sahabat baik seperti aku ini?"
Emil bingung,kenapa tiba tiba Rere membahas soal
ini lagi.
"Tapi kan dia musuhku." Katanya cuek.
" Tapi kalau aku nekat naksir mas Husni,kamu
mau apa?"
Emil terdiam dan langsung berfikir,Husni dan Rere?
Kenapa tidak pernah dalam mimpinya.
Hati Emil membeku dan jengkel,dan sepanjang hari
untuk pertama kalinya dalam kehidupan mereka saling berdiam diri. Semua gara
gara Husni. Geram hati Emil.
Rere melihat mobil om ariev yang sedang mencari
parkir dan tanpa pikir langsung menghambur keluar. Ia berlari tak sabar ingin
melihat sosok istri om Ariev yang selama ini ia lupakan. Seorang wanita turun
dari mobil sambil tersenyum ke arah Rere. Rere tertegun bingung dan syok, tapi
hanya sedetik kekagetannya,karena tiba tiba tawanya meledak,Rere tertawa
terbahak bahak sambil memegang perutnya,dan tawanya tak akan berhenti andaikan
ia tidak sadar kalau tertawa didepan orang seperti itu adalah tindakan tidak sopan.
Rere berlari ke rumah dan berteriak memanggil
mamanya .
"Mamaaaaa... Aku tahu sekarang istri om ariev
mah aku tahu... "
Elly memandang dengan heran kearah anaknya yang
tertawa terbahak bahak... "Rere! Berapa kali mama bilang? Bercanda kamu
tidak lucu!" Tegurnya.
Rere langsung menutup mulutnya dan tawanya
langsung menghilang,bibirnya langsung dimonyongkan. "Aku kan kemarin
beneran lupa istri om ariev."
Tapi setelah mendumel ga jelas,Rere berjalan
kepintu lagi sambil berteriak memanggil papanya yang baru turun benerin
genteng... Dan tawanya pecah untuk kesekian kalinya, papa Dimas sampai
heran dibuatnya,dan sempat berfikir Rere salah minum obatnya. Ga nyangka selama
ini ternyata istrinya om ariev orang yang Rere kenal. Rere menahan tawanya dan
mempersilahkan Om ariev dan istrinya masuk.
Dengan malu malu Rere menyapa sang tante. Halo bu ... eh tante...Rere jadi canggung untuk menaggil istri om Areiv.
Memang aneh sih,tapi ini kan bukan sinetron,jadi
ya aneh lah.
TAMAT.