Astrid :kakak 1
Ojie. :kakak 2
Daniel:kakak 3
Ulfa. :kakak 4
Rere : adik bungsu
Aini : cicik
Harry : om
Husni : temen ojie
Ojie. :kakak 2
Daniel:kakak 3
Ulfa. :kakak 4
Rere : adik bungsu
Aini : cicik
Harry : om
Husni : temen ojie
Pagi :
Tok tok...suara pintu digedor keras dari luar. Kegaduhan yang selalu terjadi setiap pagi tak bisa diahindari,
“ Adik bungsu bangun, bangun !” teriak Daniel dengan suara 7 oktaf,” kenapa sih pintu saja harus di kunci, padahal kalau tidur sudah kaya putri Aurora saja, adik bungsu...” Daniel masih berteriak dan tiba tiba berlari ke kamarnya lagi. Menyerah membangunkan Rere yang sifatnya susah diatur dan tomboi itu.
“ Dimana handukku?” Teriak Astrid tak kalah dengan sang adik, “kenapa sih kalian selalu pake handukku? Aku kan sudah bilang jangan pake punyakuuuuu!” Astrid tau,yang sering menggunakan haduknya adalah Daniel,pantes dia lari terbirit birit ke kamarnya,padahal Rere belum bangun.
Tunggu lima menit lagi ya,nasi gorengnya sudah mau jadi nih,dan lagi lagi dengan teriakan membahana seantero apartemen, meskipun tak tau ucapannya ditujukan kepada siapa. Kali ini suara dipersembahkan Cicik, yang biasanya hanya diam saja melihat keributan di apartemen,tapi kali ini dia sengaja bangun pagi dan mencoba resep terbarunya,sudah lebih dari satu minggu hanya itu itu terus menu yang dimasaknya, tangannya sudah gatal ingin menunjukkan keahliannya yang semakin hari semakin mahir meracik bumbu. “ Eh Ojie ngapain kamu pagi pagi bengong didepan kulkas? Kesambet yah? Minggir sana, ganggu Cicik saja.” . Cicik berusaha mendorong badan Ojie yang menjulang didepan kulkas. Ojie yang terbengong bengong hanya bisa melirik sinis. “ Siapa yang minum susu gue? Cicik ya yang ambil? Cicik kan suka ambil makanan,” Tuduhnya. “Enak saja nuduh,minggir !” Cicik masih berusaha mendorong Ojie galak, sebel juga pagi pagi sudah dituduh mencuri susu, kalau keripik pisang sih emang dia sering nyomot. Ojie yang melihat wajah garangnya Cicik langsung beringsut , ngeri juga dia,pikirnya nanti saja dia bertanya.
“Ahhh kakaaak ketigaaaa .. kenapa sepatuku engga ada?” Rere mencari sepatunya di rak dan tidak menemukannya, “Re kamu pasti lupa,cari dikolong ranjang sana.” Kata Ojie yang sudah duduk manis sambil makan nasi goreng. Rere berlari kekamar dan tak lama keluar dengan menenteng sepatunya sambil tersenyum manis. “He he he, Rere lupa,habis semalam ngantuk banget, ih dosennya tidak berkeperimasiswaan banget, masa kasih tugas bejibun, jadi tidur telat kan, Kakak ketiga… Rere kan masih ngantuk,Rere bareng kakak kedua saja ya?” Rere merengek melancarkan rayuan mautnya, meskipun dia sudah siap berangkat tapi tetap merengek, “eh hari ini giliran kak Daniel yang anter pake motor , kak Ojie sibuk...” Kata Daniel dengan wajah nyengir, Ojie hanya diam saja sambil melamun,tak menanggapi perdebatan kedua adiknya.
“Kakak Astrid ini jangan lupa bekalnya dibawaaaa!” Panggil Cicik yang melihat Astrid buru buru akan berangkat,sebenarnya astrid memang sengaja ingin melarikan diri, bosen rasanya harus sarapan dari rumah terus. Cicik berjalan menghampiri sambil menyerahkan kotak lock & lock berisi nasi goreng spesial buatannya. “Makasih Cik,” tak lupa Astrid mencium pipi Cicik, “ih bau minyak” selorohnya. “Ya siapa suruh main cium cium jam segini? Bukan salahku dong,aku kan belum mandi.” Astrid mengelap pipinya yang mulus .
“Kakak ojie, semalam Ulfa minum susunya kakak,habis semalam ga bisa tidur,makanya minum susu deh,tapi sekarang malah ga bisa bangun,” kata Ulfa yang keluar dari kamar dengan mimik mengantuk. Meskipun dia tidak ada kuliah pagi tapi mendengar kegaduhan yang ditimbulkan saudara saudaranya mau tak mau telinganya panas juga, dan pastinya dia harus bangun kalau tidak Ojie bisa bete seharian.
Ulfa tau kakak keduanya itu sangat teliti dengan barang barangnya, bukan orang yang pelit,tapi orang yang teliti saja dan Ulfa yakin pasti tadi pagi Ojie bingung,kenapa susunya hilang.
“Wah ya sudah ,gue pikir Cicik yang minum,pantes tadi dia ngamuk,” jawab Ojie dengan kalem.
Tok tok...suara pintu digedor keras dari luar. Kegaduhan yang selalu terjadi setiap pagi tak bisa diahindari,
“ Adik bungsu bangun, bangun !” teriak Daniel dengan suara 7 oktaf,” kenapa sih pintu saja harus di kunci, padahal kalau tidur sudah kaya putri Aurora saja, adik bungsu...” Daniel masih berteriak dan tiba tiba berlari ke kamarnya lagi. Menyerah membangunkan Rere yang sifatnya susah diatur dan tomboi itu.
“ Dimana handukku?” Teriak Astrid tak kalah dengan sang adik, “kenapa sih kalian selalu pake handukku? Aku kan sudah bilang jangan pake punyakuuuuu!” Astrid tau,yang sering menggunakan haduknya adalah Daniel,pantes dia lari terbirit birit ke kamarnya,padahal Rere belum bangun.
Tunggu lima menit lagi ya,nasi gorengnya sudah mau jadi nih,dan lagi lagi dengan teriakan membahana seantero apartemen, meskipun tak tau ucapannya ditujukan kepada siapa. Kali ini suara dipersembahkan Cicik, yang biasanya hanya diam saja melihat keributan di apartemen,tapi kali ini dia sengaja bangun pagi dan mencoba resep terbarunya,sudah lebih dari satu minggu hanya itu itu terus menu yang dimasaknya, tangannya sudah gatal ingin menunjukkan keahliannya yang semakin hari semakin mahir meracik bumbu. “ Eh Ojie ngapain kamu pagi pagi bengong didepan kulkas? Kesambet yah? Minggir sana, ganggu Cicik saja.” . Cicik berusaha mendorong badan Ojie yang menjulang didepan kulkas. Ojie yang terbengong bengong hanya bisa melirik sinis. “ Siapa yang minum susu gue? Cicik ya yang ambil? Cicik kan suka ambil makanan,” Tuduhnya. “Enak saja nuduh,minggir !” Cicik masih berusaha mendorong Ojie galak, sebel juga pagi pagi sudah dituduh mencuri susu, kalau keripik pisang sih emang dia sering nyomot. Ojie yang melihat wajah garangnya Cicik langsung beringsut , ngeri juga dia,pikirnya nanti saja dia bertanya.
“Ahhh kakaaak ketigaaaa .. kenapa sepatuku engga ada?” Rere mencari sepatunya di rak dan tidak menemukannya, “Re kamu pasti lupa,cari dikolong ranjang sana.” Kata Ojie yang sudah duduk manis sambil makan nasi goreng. Rere berlari kekamar dan tak lama keluar dengan menenteng sepatunya sambil tersenyum manis. “He he he, Rere lupa,habis semalam ngantuk banget, ih dosennya tidak berkeperimasiswaan banget, masa kasih tugas bejibun, jadi tidur telat kan, Kakak ketiga… Rere kan masih ngantuk,Rere bareng kakak kedua saja ya?” Rere merengek melancarkan rayuan mautnya, meskipun dia sudah siap berangkat tapi tetap merengek, “eh hari ini giliran kak Daniel yang anter pake motor , kak Ojie sibuk...” Kata Daniel dengan wajah nyengir, Ojie hanya diam saja sambil melamun,tak menanggapi perdebatan kedua adiknya.
“Kakak Astrid ini jangan lupa bekalnya dibawaaaa!” Panggil Cicik yang melihat Astrid buru buru akan berangkat,sebenarnya astrid memang sengaja ingin melarikan diri, bosen rasanya harus sarapan dari rumah terus. Cicik berjalan menghampiri sambil menyerahkan kotak lock & lock berisi nasi goreng spesial buatannya. “Makasih Cik,” tak lupa Astrid mencium pipi Cicik, “ih bau minyak” selorohnya. “Ya siapa suruh main cium cium jam segini? Bukan salahku dong,aku kan belum mandi.” Astrid mengelap pipinya yang mulus .
“Kakak ojie, semalam Ulfa minum susunya kakak,habis semalam ga bisa tidur,makanya minum susu deh,tapi sekarang malah ga bisa bangun,” kata Ulfa yang keluar dari kamar dengan mimik mengantuk. Meskipun dia tidak ada kuliah pagi tapi mendengar kegaduhan yang ditimbulkan saudara saudaranya mau tak mau telinganya panas juga, dan pastinya dia harus bangun kalau tidak Ojie bisa bete seharian.
Ulfa tau kakak keduanya itu sangat teliti dengan barang barangnya, bukan orang yang pelit,tapi orang yang teliti saja dan Ulfa yakin pasti tadi pagi Ojie bingung,kenapa susunya hilang.
“Wah ya sudah ,gue pikir Cicik yang minum,pantes tadi dia ngamuk,” jawab Ojie dengan kalem.
“Spadaaaa...” Teriak Harry dari pintu, semua terdiam,tidak ada satupun yang menyahut. “ih keponakan keponakan om yang cakep cakep ini ya,mengacuhkan omnya yang ganteng ini,” tak lupa tangannya sambil mencubit dagu rere gemas,tapi bukannya Rere merengek manja seperti biasanya,tapi malah menepiskan tangan omnya ,Rere masih bete dengan kakak ketiganya, tak putus asa Harry mencubit pipi Daniel yang chubby dengan gemas, Daniel melotot galak, “om Harry pikir Daniel masih anak anak ,dicubit cubit!” Harry memanyunkan bibir dengan konyolnya.
“Sudah deh mas, ga usah manyun manyun seperti itu,kan sudah tau kalau setiap pagi mereka hidup di dunianya sendiri.” Omel Cicik ,meskipun mulutnya mengomel tapi tangannya tetap cekatan menyiapkan sarapan.
Harry yang masih manyun mulai berjalan mengitari meja makan dan duduk,menyendok nasi goreng dan mulai mengunyah, “bosen setiap kesini makanannya cuma nasi goreng, sekali sekali masak rawon kenapa Cik!” Cicik memutar bola matanya dengan jengkel " sudah deh,tinggal makan saja bawel!" Harry tambah memanyunkan bibirnya. “Cicik ini galaknya minta ampun yah?” Bisiknya pada Ojie , yang mendapatkan anggukan dari sang keponakan. “iya..tadi saja gue dibentak bentak,gara gara gue tanya susu yang ga ada?” “lagian lo,kan sudah tau,kalau pagi auranya Cicik yang ikut itu aura hitam,aura nenek sihir,kesinggung sedikit pasti mencak silat.” bisiknya dengan mulut penuh, meskipun berbisik tapi suaranya bisa didengar yang bersangkutan.
“Kalian ngapain! Bisik bisik gak jelas? Makan yang bener deh!” Ojie dan Harry saling pandang dan senyum simpul menghihasi bibir mereka, apa gue bilang. Kata mereka dengan kompak tanpa perlu kata kata terucap ,haya pandangan yang berbicara, karena Cicik mendengar obrolan itu mau tidak mau dia senewen lagi,dilemparkan serbet ke arah Harry dan meninggalkan dapur ,bukan marah ,hanya sedikit jangkel,dia tidak pernah bisa marah dengan tingkah polah penghuni apartemen,
Apartemen sudah sepi,hanya hembusan napas Ulfa yang terdengar bersaing dengan suara bising ac. Ulfa masih meringkuk disofa dengan malas ,tak beranjak meskipun ruangan sudah sepi,dia malas kembali kekamarnya. Ekor matanya melihat Cicik yang siap siap berangkat ke kantor dan tanpa permisi duduk disebelah Ulfa, “Cik... Kenapa sih Cicik marah marah tadi?” Cicik yang mendengar gumanan Ulfa hanya bisa menarik napas, “Cicik bukannya mau marah marah, tapi kadang kalian itu ributnya melebihi pasar senen yah.” Ulfa tersenyum ngikik, “hi hi... Bukannya Cicik ikut andil ya? Tadi pagi saja Cicik teriak,ndak kalah sama kakak ketiga.”
“Wah masa Cicik dibandingin Daniel, kakakmu dan adikmu itu juara teriak lo. Tadi sih Cicik cuma ikut ikutan saja,tapi ternyata asik kok teriak teriak,jadi olah raga mulut deh, tapi ya masa Cicik dituduh minum susu kakak kekeduamu ,jelas jelas Cicik ga doyan susu putih.”
“Hi hi... Kakak kedua tuh sekarang demen manyun,akibat salah gaul ,habis gaulnya sama om Harry terus,om kan hobinya suka manyun.” “Ha ha ha...” mereka mentertawakan kekonyolan Ojie dan Harry yang sering kali memonyongkan bibirnya. Tiba tiba Ulfa bertanya tanpa berfikir,atau sudah berfikir tapi baru ditanyakan sekarang.
“Cik kenapa Cicik ga nikah saja sih?” Tanya Ulfa dengan polosnya dan mendapatkan lemparan bantal. “Tuh kan Cicik gitu aja ngambek. Tadi om Harry dilempar serbet sekarang aku,pantes om Bae Yong Jun kabur” ucap Ulfa dengan sengaja.
***
Malam :
“Kakak ketiga ih,kenapa ambil jatah Rere! Baliiiikin,baliiiikn...” Rere mengejar Daniel yang berlari terbirit birit mengelilingi ruang makan,ruang tamu, “kakak pertama, kakak ketiga gangguin Rere nih.” Astrid yang bosan menegur Daniel hanya mengacuhkan rengengan Rere, malah asik berdiskusi sama adik keempatnya membahas koleksi baju yang sedang nge-hitz di Korea dan sedang menyusun rencana , konser boyband mana yang akan dihadiri.
“Kak Astrid ,Ulfa mau nonton yang Suju yang ada Donghae ya” “kalau Rere mau nonton SMtwon 5 kakak pertama, Rere mau ketemu Yunho.” Meskipun Rere lagi kejar kejaran dengan Daniel,tapi masih sempet memberikan usul. “Tuh kak, dua lawan satu,” kata Ulfa merasa menang. “duh Ulfa, yang konser Bigbang saja deh,ada Taeyang keren loh,kakak ga sabar lihat Taeyang buka baju,ahhh ga sabarrrr...” Jeritnya tertahan. “Ih kakak, mending Donghae deh,dia cakep kakak,” “cakep sih cakep,tapi kakak ga ngefens sama Suju,kakak saja taunyaa cuma Siwon, sudah nonton Bigbang saja … pasti Cicik juga mau Bigbang deh,tapi kalau Cicik mah pasti plin plan orangnya,” ucap Astrid nyengir , “pasti ndak mau,Cicik pasti membela aku sama Rere,ya kan Reeee? jadi Ulfa maunya nonton Suju,” Ulfa tetap ngotot. “Yang bayar siapa sih?” Kata Astrid mengakhiri perdebatan, yang akhirnya tidak satupun dipilih. “Ih kak Astrid mah selalu begitu,mentang mentang yang bayar trus yang memutuskan juga.” Gerutu Ulfa tapi tak bisa berbuat banyak.
Suasana masih rame dikubu Rere dan Daniel,sekarang mereka bergulat dilantai,kali ini mereka berebut remot tv,disofa Ulfa dan Astrid mereka masih pada diam.
“Anyeeeonghaseoooo..” sapa Cicik ceria, “anyeeeeong,” jawaban serempak Rere,Astrid dan Ulfa, yang membuat Daniel bete abis,dia ga habis pikir kenapa kakak dan adiknya ini kompak sama Cicik. Coba kakak keduanya sudah di rumah,pasti deh dia nyinyir ribut sama Cicik.
“Niel... Bengong saja?” Cicik menegur Daniel yang terduduk dilantai sambil memegang remot, “eh kalian sudah pada makan belum?” “Beluuuum..” jawab serempak. “Jadi kalian mau makan apa nih? ” “Cicik gue mau nasi pecel, jawab Ojie yang baru masuk diikutin Harry sambil bergumam “gue rawon,” “aku mau mie ayam saja kata astrid ,” “aku juga mie ayam,” jawab Daniel berseri seri... “Ulfa mau steak aja deh ,” “kalau Rere sih maunya gudeg Cik.” Cicik langsung syok, “kalian pikir ini restoran? Pesen kok macam macam, sudah... Cicik yang putuskan,nasi goreng spesial saja ...” “Yaaaaahhhh...” Suara koor menggema, “kami bosan Cicik! Pagi malam kok menunya nasi goreng,” Ojie yang protes mewakili semua. “ Gue juga sudah ngira bakal nasi goreng lagi sih,” sahut Harry sambil meringis geli, “kalian bersabarlah, kalau dia sudah bosen memasak kalian bisa menikmati makanan lain,” “semoga,” jawab Ojie lagi lagi dengan sinis.
Meskipun awalnya pada protes karena lagi lagi nasi goreng,tapi mereka menikmati juga. “Ah Cicik sudah bosen bikin nasi goreng,” ucapnya sambil memberikan senyum termanisnya, “kalian terbebas deh.” “akhirnyaaa doa hamba terkabul,tanks good ,” seru mereka seremak. Cicik hanya bisa tertawa,dia bukannya tidak tahu kalau seminggu ini mereka bosen makan nasi goreng buatannya,tapi entah mengapa mencoba berbagai resep nasi goreng dari seluruh dunia rasanya membahagiakan.
***
“Kangen kakak ketigaaa,” tiba tiba Rere memeluk Daniel dari
belakang ,kakaknya yang baru pulang dari traveling ke Singapura,padahal hanya
pergi 3 hari. Mereka bisa diibaratkan Tom n Jerry,sedikit akur sedikit
berantem,meskipun tidak bisa dipungkiri kalau mereka saling menyayangi. Latar
belakang yang sama menjadikan mereka semakin dekat. Daniel memang menyayangi
Ulfa tapi tidak seperti kepada Rere,mungkin sifat Rere lah yang membuat mereka
dekat. Sifat Rere merupakan cetakan dari sifatnya. Ceria,suka iseng dan suka
menunjukkan perasaan sayangnya.
“Kakak juga kangen kok,” jawab Daniel sambil menjitak kepala Rere pelan.
“Ih kakak,sakit tauuuu...” rungutnya,melihat mimik lucu Rere ,Daniel langsung memeluk dan mengecup pipinya. “Ah adik bungsu kakak rupanya sudah besar nih? Hem... Sudah punya pacar ya?” Selidiknya.
“Beluuum... Mana Rere ada waktu.”
“Masa sih? Yang pernah naik gunung bareng itu siapa? Yang duduk dipantai berdua itu siapa? Kakak tau loooo..”
“Engga kakak,” jawab Rere ,meskipun mulutnya berkali kali bilang tidak tapi wajahnya berubah seperti kepiting rebus.
“Kalian ini kaya orang pacaran saja,orang yang tidak kenal hubungan kita,pasti salah paham,geser dikit dong ...” dorong Ojie sambil membawa mangkok.
“Apaan kak?” Tanya Daniel sambil mengintip. “Yogurt.. Ini resep dari temen,namanya Husni,dia keren loh apa kita jodohin aja sama kakak kita ya?”tiba tiba ide jail muncul dari pikiran Ojie. “Hem boleh juga,” “beneran enak lo,katanya sambil menyodorkan sendok penuh berisi yogurt.” “Iya enak,” gumam Daniel, “ah jadi pingin bikin pancake nih.”
“Rere mau Rere mau...”
Daniel langsung kedapur dan memeriksa isi kulkas. “Siapa yang mau pancake buatan koki Daniel?” Teriaknya ...
“Maaaauuu...” Seperti biasa,mereka kompak.
Daniel mengambil tepung terigu,susu cair,menyiapkan teflon mencairkan mentega, mengocok telur membuat adonan. Adonan sudah siap sedia,dia mengambil satu sendok besar dan membuat pancake dengan hati riang. Aroma adonan yang dipanggang menyebar keseluruh ruangan membuat penghuninya menelan ludah.
“Rere ambil satu ya kak?” Rere berniat mencomot satu kue yang sudah matang. “Tunggu belum jadi ini,kamu jangan ganggu ,sana dulu,nanti kakak siapin.”
Daniel menata pancake di piring indah,ditaburi gula putih halus yang menghasilkan warna seperti hamparan salju,sebatang astor,seiris strobery,indah sekali tampilannya. “Ini apa kakak namanya?” “Oh itu namanya ...” Daniel memikirkan dengan cepat. “Ciuman putri salju...” “Wahhhh suka,” kata Rere dengan riang.
“Kalau yang ini apa kak?” Kata Ulfa menunjukkan miliknya, pancake dengan taburan gula halus dan fla yang melintang serta buah buahan segar. “Oh kalau itu... Pak tani berkebun.” “Hyaa kenapa namanya aneh sih?” “Habis isinya buah buahan sih,jadi paling cocok ya berkebun.”
“Kalau punyaku apa niel?” “Warnya seputih salju dan ditengahnya hanya sepotong buah cheri, Oh kalau punya Cicik pasti yang paling istimewa,namanyaa... Cicik terdampar di lembah salju.” “apaaaa!” Semua tertawa mendengar nama yang aneh aneh dari Daniel.
“Hem... Gimana kalau kita buka cafe?setuju ga?” “Setujuuuuu...” Rere yang menjawab pertama kali. “Aku setuju,aku juga setuju...” semua sahut sahutan.
“Eh tapi sebelum buka cafe kita ke Toraja dulu yuk,ajak Astrid tiba tiba. Om Harry juga mau ke Toraja,bereng yuk ah.”
“Kakak pertama ke Toraja mau ketemu seoulmate yah? Yang baru balik dari Afrika ya? Yang temannya kakak kedua ya?yang suka chating ya?” Goda Rere dengan manja.
“Kakak kedua tanggung jawab loh, kalau kakak pertama naksir temennya.”
“Wah kalau gue sih sangat setuju,jadi kakak pertama tidak ketularan galak dan judesnya Cicik,”
“Eh kenapa bawa bawa namaku sih? Emangnya aku galak?” Tanya Cicik tidak sadar kalau mukanya menunjukkan semua nya.
“Ciciiiiiik gaaaalaaaaak!”Jawab semua sambil menghambur memeluknya.
“Kakak juga kangen kok,” jawab Daniel sambil menjitak kepala Rere pelan.
“Ih kakak,sakit tauuuu...” rungutnya,melihat mimik lucu Rere ,Daniel langsung memeluk dan mengecup pipinya. “Ah adik bungsu kakak rupanya sudah besar nih? Hem... Sudah punya pacar ya?” Selidiknya.
“Beluuum... Mana Rere ada waktu.”
“Masa sih? Yang pernah naik gunung bareng itu siapa? Yang duduk dipantai berdua itu siapa? Kakak tau loooo..”
“Engga kakak,” jawab Rere ,meskipun mulutnya berkali kali bilang tidak tapi wajahnya berubah seperti kepiting rebus.
“Kalian ini kaya orang pacaran saja,orang yang tidak kenal hubungan kita,pasti salah paham,geser dikit dong ...” dorong Ojie sambil membawa mangkok.
“Apaan kak?” Tanya Daniel sambil mengintip. “Yogurt.. Ini resep dari temen,namanya Husni,dia keren loh apa kita jodohin aja sama kakak kita ya?”tiba tiba ide jail muncul dari pikiran Ojie. “Hem boleh juga,” “beneran enak lo,katanya sambil menyodorkan sendok penuh berisi yogurt.” “Iya enak,” gumam Daniel, “ah jadi pingin bikin pancake nih.”
“Rere mau Rere mau...”
Daniel langsung kedapur dan memeriksa isi kulkas. “Siapa yang mau pancake buatan koki Daniel?” Teriaknya ...
“Maaaauuu...” Seperti biasa,mereka kompak.
Daniel mengambil tepung terigu,susu cair,menyiapkan teflon mencairkan mentega, mengocok telur membuat adonan. Adonan sudah siap sedia,dia mengambil satu sendok besar dan membuat pancake dengan hati riang. Aroma adonan yang dipanggang menyebar keseluruh ruangan membuat penghuninya menelan ludah.
“Rere ambil satu ya kak?” Rere berniat mencomot satu kue yang sudah matang. “Tunggu belum jadi ini,kamu jangan ganggu ,sana dulu,nanti kakak siapin.”
Daniel menata pancake di piring indah,ditaburi gula putih halus yang menghasilkan warna seperti hamparan salju,sebatang astor,seiris strobery,indah sekali tampilannya. “Ini apa kakak namanya?” “Oh itu namanya ...” Daniel memikirkan dengan cepat. “Ciuman putri salju...” “Wahhhh suka,” kata Rere dengan riang.
“Kalau yang ini apa kak?” Kata Ulfa menunjukkan miliknya, pancake dengan taburan gula halus dan fla yang melintang serta buah buahan segar. “Oh kalau itu... Pak tani berkebun.” “Hyaa kenapa namanya aneh sih?” “Habis isinya buah buahan sih,jadi paling cocok ya berkebun.”
“Kalau punyaku apa niel?” “Warnya seputih salju dan ditengahnya hanya sepotong buah cheri, Oh kalau punya Cicik pasti yang paling istimewa,namanyaa... Cicik terdampar di lembah salju.” “apaaaa!” Semua tertawa mendengar nama yang aneh aneh dari Daniel.
“Hem... Gimana kalau kita buka cafe?setuju ga?” “Setujuuuuu...” Rere yang menjawab pertama kali. “Aku setuju,aku juga setuju...” semua sahut sahutan.
“Eh tapi sebelum buka cafe kita ke Toraja dulu yuk,ajak Astrid tiba tiba. Om Harry juga mau ke Toraja,bereng yuk ah.”
“Kakak pertama ke Toraja mau ketemu seoulmate yah? Yang baru balik dari Afrika ya? Yang temannya kakak kedua ya?yang suka chating ya?” Goda Rere dengan manja.
“Kakak kedua tanggung jawab loh, kalau kakak pertama naksir temennya.”
“Wah kalau gue sih sangat setuju,jadi kakak pertama tidak ketularan galak dan judesnya Cicik,”
“Eh kenapa bawa bawa namaku sih? Emangnya aku galak?” Tanya Cicik tidak sadar kalau mukanya menunjukkan semua nya.
“Ciciiiiiik gaaaalaaaaak!”Jawab semua sambil menghambur memeluknya.
