Selasa, 22 Februari 2011

gara ragar hujan atau gara gara aku sih???

kemarin seharian hujan,dari jam 11siang. jam 4 yang seharusnya pulang kantor tertunda,apalagi kalau bukan karena hujan. setelah reda aku dan temanku buru- buru keluar dan mengunci pintu kantor. tapi di tengah jalan,hujan mulai rintik rintik,tapi tetap santai,dan temanku naik angkot duluan,dan aku harus nyebrang dulu(ini yang selalu aku tidak suka). tapi sebelum aku nyebrang jalan,tiba tiba hujan deras,batallah niatku,aku langsung berteduh di depan emper ruko yang belum buka alias tidak ada penghuninya. setelah setengah jam hujan masih begitu derasnya,aku berniat kembali ke kantor saja,paling tidak aku bisa duduk nyaman dan bisa main internet sepuasnya,tapi sayang...rupanya si ceroboh berulah, engga bawa kunci kantor (jd ga bisa balik ke kantor),ya sudah baca novel saja deh,dan aku langsung buka tas,ha..engga bawa buku novel (tadinya bawa tapi tadi di keluarain waktu beres beres tas dan lupa masukin ulang),ya sudah berfikir pulang naik taxi,tapi engga mungkin(taxi engga lewat dan engga mungkin mau)..setelah hampir 2 jam aku mulai kedinginan,aku masuk ke salah satu kedai kopi..(perlu di ingat,jangan pernah terulang)aku yang berniat cari minuman hangat,akirnya pesan kopi mokka (aku pesan teh,tapi tidak ada dan hanya di suguhin senyum manis si emasnya)dan roti bakar...hem kedengarannya lesat. eitttts itu kalau kita memang pecinta kopi,sayangnya aku bukan...setelah kopinya di hidangkan,kok menurutku pahit ya? aku cuma minum 2 sendok teh,benar benar 2 sendok teh dan aku menghabiskan roti,sayang hujan belum reda.aku nekat membayar dan meninggalkan kedai itu,si mas nya kaget dan bertanya,itu kopinya belum habis..aku jawab kalau aku kesedak dan engga sanggup minum lagi (aku lupa bilang kalau kopinya sebenarnya enak kok,aku saja yang engga bisa minum kopi).aku menerobos hujan lebat ,aku ingin menyebrang jalan (lagi lagi jalannya rame)eh ada mobil yang yang biasanya aku naikin,sayang arahnya beda,dan ku langsung naik saja,berfikir 9toh nanti akan balik lagi ke arah yang ku tuju,jadi mending naik saja dari pada aku susah susah nyebrang,bayar 2 saja deh).tapi memang lagi nasib yang kurang bagus...mobilnya engga kembali ke arah yang seharusnya,karena bapak sopirnya mau pulang. jiahhhh aku sebel banget (beginilah kalau asal naik).setelah kurang lebih sepuluh menit di bawah payung dan dingin hujan,aku naik angkot (mau naik taxi,tapi engga nemu)dan akirnya aku pulang ke arah yang benar. tapi karena hujan yang masih deras...pangkalan ojek pun penuh dengan antrian,dan lagi lagi aku harus menunggu.akirnya engga lama kemudian,anak bos lewat dan selamat lah aku sampai rumah,badan sudah menggigil dan kepala cenut cenut.langsung tidur dan selimutan...hem jarak yang seharusnya aku tempuh 10 menit jd 3 jam lebih,memang semua gara gara hujan deh.

Senin, 07 Februari 2011

KESALAHAN...SUSAH DI AKUI

Kejadian lucu hari ini :

percakapan pertama via telpon.
itu kenapa kalau kirim dokumen engga bener,doble..harus nya satu .

percakapan ke dua.
eh kamu kirim dokumen doble ya?yang di masukin amplop?
jawab :saya engga tau ,saya cuma masukin.tapi bukan saya...eh

percakapan ke tiga.
eh si dia engga mau mengaku kalau dia masukin dua dokumen.
jawab:enak sekali dia bicara,suka sekali saya di bantu,tapi kalau caranya begini...saya engga suka.

percakapan via telpon ke dua kalinya .
kenapa dokumen ketinggalan tidak ada yang kasih tau.
jawab.maksudnya yang ..... itu ya?
iya.kenapa engga ada yang kasih tau.
jawab. oh iya ini yang ketinggalan ada beberapa.maksudnya ini bukan?
mana saya mau ngomong sm ...
jawab. iya ...
kenapa dokumen yang ketinggalan engga di kasih tau.
jawab.lo kan memang sengaja di tinggal ,katanya engga mau di bawa.
mana mungkin engga di bawa,bla bla bla
jawab.loh yang di tanayin nih dokumen yang apa?
bla bla bla...
jawab. engga ada yang tertinggal.
bla bla bla
jawab. lah engga ada yang ketinggalan kok.
bla bla bla....
jawab. di sini engga ada yang ketinggalan.

klik telpon putus.

Sabtu, 29 Januari 2011

KISAH SEDIH

syukuri apa yang ada,Hidup adalah anugerah. sebait lagu yang mengingatkanku pada kisah ini.
Begini ceritanya.

Ada seorang gadis pemalu dari desa,kita sebut saja namanya Tara. Tara adalah gadis kampung yang tidak berpendidikan. seperti pada umumnya,untuk membantu ekonomi keluarganya,ia merantau ke jakarta. Karena tidak mengantongi ijasah,dia pun bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Tara yang masih lugu dan pemalu,serta penakut itu mendapatkan majikan yang sangat gila hormat. Istilah kerennya majikan Tara itu bangsawan berdarah biru. Tara yang memang masih bodoh tidak bisa mengikutin aturan sang majikan.setelah satu minggu bekerja,Tara merasakan kelelahan. Setiap malam dia harus tidur jam dua belas dan bangun jam tiga pagi. karena kelelahan Tara sering melakukan kesalahan dalam mengerjakan tugas,selain itu Tara masih sering lupa berlutut andaikan majikannya sedang duduk dan ia melewati. Tara selalu mendapat teguran dan di suruh mengulang ,(berjalan sambil menggunakan lutut).Dua minggu berlalu Tara semakin sering melakukan kesalahan,puncaknya Tara di marahin karena belum memasak air mandi buat anak sang majikan.Dengan gesit ia langsung memasak air,tapi memang sial,air yang dia masak jadi kering,tanpa pikir panjang ia langsung mengangkat tempat air dari atas kompor dan menyiram dengan air kran. nasib..tangannya kebakar. Air mata keluar karena menahan sakit,tapi bukan hanya itu,ia di maki maki sang majikan. Luka bakar di derita Tara,dan sang majikan tak memberikan obat apapun.
karena sang majikan tetap menyuruh bekerja,dengan panik tara pun memotong daging,dan sialnya jarinya tergores cukup dalam.tangan kanan terkena luka bakar yang parah,dan tangan kiri pun hampir putus karena pisau.
Tara menderita luar biasa,malamnya ia demam dan menggigil,tapi memang sang majikan yang katanya bangsawan berdarah biru itu tak pernah mempedulikan nasib pembantunya.

Minggu, 09 Januari 2011

SUDAH BERLALU

*Ini cerita yang aku tulis tahun lalu, tadi pas beres beres di kantor,nemu kertas ini. iseng aku baca. Norak banget sih aku,tapi engga papalah buat kenangan saja. jadi ini engga ada hubungannya dengan sekarang.*

Hari ini aku merayakan Ulang Tahun,banyak sekali teman yang mengucapkan selamat ataupun doa untukku,aku sangat terharu dan berterima kasih.

tak lupa aku pun bersyukur atas semua yang aku miliki saat ini.
Di usiaku yang bertambah (makin tua)tapi bagiku tetap seperti dulu manja dan egois,tapi aku ingin setiap tahunnya aku menjadi lebih baik.

Doa itu penting,apalagi kalau di berikan saat kita ulang tahun,itu sangat berarti bagi kita. Meskipun ada yang tidak setuju dengan ungkapan itu. Karena baginya setiap hari dia pun akan berdoa buatku
Tapi salahkah kalau aku tetap mengharapkan ucapan darinya? apakah aku sungguh tidak berarti bagi dia?
Pelan tapi pasti aku akan melupakan dia. Ini semua bukan keinginanku,akupun siap bertahan untuk tetap mengharapkannya.

Tapi aku tidak bisa! Aku harus melupakan. Aku tidak ingin membuatnya menderita dengan perasaanku. Dia hanya mengharapkan aku jadi sahabatnya.
kadang aku berfikir kalau aku spesial baginya. merasa bahagia bila dia mengingat. tapi aku hanya bisa kecewa ,aku bukannya mau menebak nebak perasaan orang. tapi salahkah kalau aku menebaknya?
Mungkinkah dia menyukaiku?
Mungkinkah aku berarti baginya?
Apakah kalau aku meninggalkannya (bukan berarti melupakannya),apakah dia akan merasa kehilangan?
Seiring waktu membuatku berfikir,apakah aku terlalu membuatnya menderita dengan perasaanku?
Akupun tidak ingin janji ataupun bukti untuk menunjukkan kalau aku berarti baginya. tapi aku ingin sedikit kepedulian.
Jangan biarkan hatiku bertanya dan menunggu.
BUTUH WAKTU UNTUK MENYUKAI ATAUPUN MENCINTAI SESEORANG.
TAPI LEBIH BUTUH WAKTU UNTUK MELUPAKAN DAN MENGHILANGKAN RASA ITU DARI HATIMU.

Sabtu, 08 Januari 2011

WARISAN

Hah?! Yang bener emakku mau dapat warisan. Ha ha ha Ups sory mak,aku ngakak waktu mamakku kasih tau. Kok kaya sinetron ya?

Begini ceritanya,2 hari lalu aku telpon mamakku,yang sakit. Trus mak bilang,kalau adiknya yang paling kecil telpon ke nomer kakakku yang dirumah.katanya sih nyari telpon aku engga ketemu. Dan itu nomer yang pernah disimpen. Ya iyalah,siapa suruh kalau aku telpon engga di simpen. Hehehhe

Kembali lagi,aneh saja deh ,mendengar emakku di telpon adiknya ?yang bener saja? Selama ini engga ada yang pernah peduli dengan emakku. Dulu banget mamakku yang cari keberadaan mereka,tapi tak satupun yang pernah menengok ataupun sekedar telpon ke emak.Emakku 6 bersaudara dengan 3 bapak yang berbeda (hihi,dasar nenekku ,kok suaminya banyak amat ,tapi ya namanya masa dulu,masa perang). Sekarang tiba tiba adiknya yang paling kecil telpon dan bilang kalau anak yang nomer 4 mau kasih uang. Katanya sih warisan dari emak mereka .katanya nih si adik nyocokin telpon dulu,kalau bener entar malamnya tuh si anak nomer 4 mau telpon sendiri. Aku sih engga begitu percaya waktu dengar.

Tadi sepulang kerja aku telpon mamakku,eh bukan untuk nanyain tentang warisan lo,aku memang anak yang berbakti (ngakak,lebay,muji diri sendiri). Aku tanya emakku sudah sembuh belum,katanya sih ya belum,setelah ngobrol kesana ke sini,aku iseng tanya,

“mak lek jadi telpon?”

“Oh jadi .”

“Bener mau ngasih uang?”

“ Katanya sih iya,soalnya tadi pas ngobrol sama aku cuma sebentar,trus putus,trus telpon lagi,ngobrol sama kakakmu,katanya aku di suruh kesana,katanya sih urusan warisan.tapi tadi kakakmu bilang,kalau aku sakit,jd pamanmu yang suruh kesini saja.”

“Jadi beneran? Emang ada angin pa mak?kok setelah tinggal 3 anak baru warisan di bagi?kasihan dong yang sudah meninggal?”

“ Yah aku juga engga tau,aku juga belum tentu bisa pergi,kalau aku engga datang2 apa ya masih dapat.”jawab emakku.
“ Mungkin baru bisa di bagi sekarang,soalnya dulu kan jadi masalah,dan pastinya anak2 dari saudaraku pasti ya dapat.bagian orang tua mereka ya pasti dibagi rata.”lanjutnya menanggapi pertanyaanku yang lain.

“ Oh…” jawabku singkat. “eh masa gara gara engga bisa datang,engga dapat sih?”

“Ya engga tau.”

Emak cerita,dulu kakaknya yang pertama pernah pergi mengurus warisan itu. Tapi sebelum semua terlaksana si kakak meninggal. Dan sebelum meninggal dia berpesan untuk adik adiknya,katanya tidak usah mengungkit ungkit tentang warisan yang di tinggalkan ibu mereka. Karena kan nenekku menikah dengan suami orang,dan tentunya dia istri muda.meskipun akirnya jadi kaya (menurut cerita ,nenekku kaya sebelum menikah dengan suami yang terakir,soalnya nenekku punya warung yang gede,dan laris). Tapi pasti istri tua tak rela berbagi..(nenekku meninggal setelah melahirkan anaknya yang ke 6),dan istri tua tentunya masih hidup saat itu.(dan saat itu anak2 nenek masih kecil kecil) Tapi setelah istri tua meninggal pasti hartanya di berikan ke anaknya semua,tanpa membagi dengan anak anak dari nenekku.
Dan sewaktu kakaknya mamakku mengurus harta warisan tanpa hasil (siapa sih yang rela berbagi harta dengan orang lain,apalagi cuma saudara tiri ,yang tidak ada hubungan darah setetespun,meskipun menurut sesepuh tuh harta milik nenekku ). Dan mulai saat itu tak satu pun dari adiknya berani menggungkit ungkit. Karena itu jadi pesan sebelum meninggal,mereka pasti menebak2 apa yang sebenarnya terjadi,karena..sehabis pertemuan dengan pihak sana,seminggu kemudian meninggal. Dan mamakku tau setelah 2 tahun berlalu. Beberapa tahun kemudian aku mencari saudara mamakku yang di Jakarta. Ketemu dan aku menjalin silahturahmi yang pernah terputus. Meskipun tidak bisa dekat,tapi seenggaknya masih saling kontak. Eh sebenarnya dari pihakku sih,Cuma setahun sekali aku telpon,itupun kalau cuma lebaran..hehehhee.
Pas aku telpon tanteku yang di Jakarta,aku dapat kabar kalau adik emakku yang nomer 5 meninggal,dan sudah beberapa bulan berlalu. Terakir tahun lalu,(beberapa bulan lalu,tahun 2010) adiknya mamakku yang nomer 3 yang di wonogiri juga meninggal,dan engga satupun sanak saudara yang memberi kabar. Padahal sebelumnya aku sudah telpon ke beberapa saudara (sepupu mamak
Dan sekarang tiba2 adiknya yang nomer 4,yang tidak pernah kontak tiba2 mencari dan memberitahukan tentang warisan. Hehhehe meskipun mamakku tidak mengharapkan kebenaran berita itu,tapi pastinya dia senang kalau memang itu benar,apalagi berita itu datang di saat emak sakit begini. Aku yang sebagai anaknya ,isengnya kambuh.

“Wah emak harus cepet sembuh mak,biar kebagian,kalau engga sayang kalau engga kebagian warisan lo.” (waduh kok aku jadi mata duitan ya?).

Tapi aku juga ketawa geli,kenapa setelah tinggal 3 yang tersisa,warisan baru di sebut2. Aneh deh. Tapi semoga benar dan tidak ada apa apa di baliknya (biasa orang ,engga kaya engga miskin,engga kuno engga modern,yang namanya warisan selalu membawa rasa tidak nyaman).semoga benar dan disaat hari tuanya emakku bahagia,bukan tentang warisannya,tapi bisa bersilahturahmi dengan adik adiknya. Adik2nya yang terpisah dari kecil.
Semoga saja.