Senin, 08 Oktober 2012

belum ada judul


“Mil …ngapain kamu nangkring di situ???”teriak Rere yang geli melihat Emmil memeluk pohon mangga.
“Akirnya ada yang menyelamatkan ku… bantuin  usir tuh makluk menjijikkan dari hadapanku .”  Rengek Emmil.
Rere celingak celinguk mencari makluk yang di maksud Emmil,tapi dia tidak menemukan makluk  yang menjijikkan,dia hanya melihat seokor kucing hitam yang lucu dan gemuk sedang memandang Emmil.
“Ha ha ha…”  Rere ingat Emmil  memang fobia sama kucing. Padahal kucing itu lucu banget .
“Rere kok malah ketawa sih,bantuin aku.” Teriak Emmil   histeris.
Rere merasa kasihan juga,akhirnya diusirnya kucing itu,dan Emmil turun dengan selamat. Tapi sebelum Emmil bernapas dengan lega,ternyata  kucing itu di belakangnya dan mengagetkan dengan suara merdunya.
Emmil  reflek melampar sandal jepitnya dan tepat mengenai kucing itu,kucing itu sangat kaget dan berteriak lari terbirit birit.
“Ha ha ah, syukurin emang enak di lempar sandal.”
“Eh kamu tega ya Mil,dia kan ga salah. Lagi pula apa sih yang membuat kamu fobia sama kucing?”
“Aku engga fobia kok,Cuma benci aja,”
“Sama aja! dodol.”
“Bedalah ,fobia berarti kan takut,engga berani lihat,kalo aku ga takut kok,buktinya berani lempar sandal ke dia.” Bantah Emmil mempartahankan egonya.
“Lah kalo kamu engga takut ngapain coba kamu nangkring di situ?”
“H e ,itu engga ada hubungannya sama kucing, kata bunda ada tetangga baru pindahan,mau ngintip aja,kali kali ada cowok kerennya.”
“Dasar mata keranjang.” “ Re mana ada mata keranjang,yang ada juga mata hati lagi.”
“bodo ah,ngomong sama kamu capek hati ah”.
,“Hah emang  bisa ya hati capek,setauku yang bisa  capek  itu kaki.”
“Ngomong ngomong bunda ke mana?” Rere mengalihkan pembicaraan yang membuat dia mati kutu,debat lawan Emmil harus punya energy extra,karena Emmil akan mempunyai bantahan segudang untuk membenarkan pendapatnya.
“Eh kamu kesini nyari bunda ya?”
“Iya mama mau pesan kue, mau ada acara arisan keluarga . Bunda kemana?”
“ Engga tau,soalnya tadi bunda Cuma bilang keluar bentar kok, Tunggu saja.”                                                                                                           
        ***
“Mama .. mama..kenapa husty pulang pulang  kakinya pincang?”
Ulfa berteriak memanggil mamanya sambil menggendong kucingnya,lebih tepatnya kucing kesayangan kakak lelakinyanya. Kakaknya bisa marah dan mengomelin habis habisan,secara dia yang mendapat tugas menjaga dan mengawasi ,sebelum kakaknya pulang ke Indonesia. Disesalinya kenapa lupa menutup pintu,dan husty keluar tanpa sepengetahuannya.
“Mama!!”
“Iya ,ada apa kamu ini teriak teriak,malu sama tetangga,kita kan baru pindahan,masa sudah bikin kegaduhan.”tegur  Achid sang mama  yang tak di dengar sama sekali.
“Tapi ma,kaki husty pincang, kak Husni bisa ngamuk nih ma.” Lapor Ulfa dengan mata berkaca kaca,dia mengutuk  orang yang tega menjahati husty,bagaimana orang begitu tega sama binatang selucu dan seimut ini.
“ Kamu juga,kenapa engga di jaga? di sini kan engga semua orang suka kucing.” Achid ingat pembicaraan dengan jeng Dini tetangga kemarin tentang anaknya yang takut kucing.
“Ih mama gimana dong,mana besok sore kakak datang.”
“Ya sudah kamu bilang aja engga tau.” Jawab Achid ,kasihan juga melihat putrinya sedih begitu.
Kring …
Ulfa langsung menyambar telponnya,dia lupa kalo di sini yang tau nomernya hanya papa dan kakaknya,
“Iya halo dengan Ulfa di sini ,cari siapa ya?”
“Cari husty nya ada?” Suara seorang cowok yang sangat maskulin.
“Hah kak Husni,kok nelpon nelpon ngapain?” Tanpa Ulfa sadar hatinya deg degan,serasa kakaknya ada di hadapannya.
“Kakak sudah di depan nih,bukain pintu dong!”
“Ih ngapain sih pake telpon segala,kak Husni aneh.”
“Sudah cepet bukain pintunya,jangan bilang mama,mu bikin surprise nih.”
Setelah menutup telpon Ulfa semakin panik,kakaknya sudah sampai,bagaimana ini,apa yang harus di katakanya.
Dengan lunglai di bukakan pintu untuk kakaknya. Kakaknya seorang dokter muda  yang tampan, banyak temennya yang naksir,tapi kak Husni  tidak pernah mau meladeni,selain malas berhubungan dengan abg,kak Husni juga sudah…
“Ulfa kok kamu malah bengong,cepetan!”
“Eh iya,maaf kak.” Ulfatak melanjutkan  pikirannya mengembara lagi.
“Aduh adikku cantik banget,eh hust ke mana?”
“Ada di kamar.”jawab Ulfa takut takut.
Kenapa harus secepat ini. “ kak…  hust kakinya pincang.” Ulfa memutuskan bicara dulu sebelum kakaknya melihat binatang kesayangannya itu.
Husni langsung memutar badan dan menatap adiknya. “ maksudnya apa?”
“ ada yang mencelakakan hust,mungkin di lempar trus kena kakinya .”
“Ya sudah,aku mau lihat.”
Hah … kak husninya  engga marah.
Kak, kakak marah sama Ulfa ya?
“Kenapa kakak harus marah?ini kan juga bukan salahmu? Oh kamu dari tadi aneh karena takut di marahin kakak ya?”
“Iya,jadi kakak beneran ga marah?”
“Engga adikku yang manja.”
“Ah  kakak…  Ulfa  sayang sama kakak.” Ulfa langsung memeluk kakaknya tanda lega hatinya.
Kakaknya hanya bisa tertawa bingung,mereka memang dekat,tapi sudah lama sekali Ulfa tak memeluknya. Katanya dia malas di bilang adik bayinya, memang selisih umur mereka lumayan jauh,Ulfa baru tujuh belas dan Husni sudah dua puluh tujuh.
                                                                          ***
“Eh Rere datang ,gimana kabar mama?”
Bunda datang dan melihat Rere dan Emmil sedang asik baca buku.
“Akirnya bunda datang juga,Kabar mama baik,trus Rere kesini di suruh mama untuk pesenin kue sus ,buat minggu depan. Bisa engga bun?”
“Bisa sih,emang mau di bikinin berapa banyak.”
“Seratus bun,soalnya banyak  saudara yang suka sih.”
“ Eh Kalian ini ya hari libur kok pada di rumah,main ke sebelah sana ,kenalan,ada temen yang sebaya lo.”
“Cewek apa cowok bun? “ Tanya Rere norak.
“Cewek ,kenapa kalo cowok?” Jawab Bunda sambil meninggalkan kedua gadis itu dan menuju keluar lagi. Entah mau kemana.
“Kalo cewek ogah ah,kenal Emmil saja sudah ribet apalagi kalo ketambahan satu cewek lagi,repot aku.” Teriak Rerel yang merasa harus tetap memberikan jawaban kepada bunda meskipun bunda sendiri sudah menghilang entah ke mana .
“Buk … Aduh!!!” komik melayang dan tepat mengenai punggung Rere.
“Sakit tau,kamu nih demen banget nglempar ya? Tadi kucing yang jadi korban,sekarang aku. Mending Jadi atlit lempar lembing saja sana .”gerutu Rerel sambil tak melepaskan matanya dari komik.
“Ogah ah! Balikin komikku dong ?”
“ Ye kamu yang lempar kok,aku yang harus susah susah kembaliin.” Rere tetap tak beranjak.
“Emmillll…Rereeee… !!!” tiba tiba bunda lari tergopoh gopoh dari luar. Sambil terengah engah,mungkin capek berlari  marathon. “Ada cowok guanteng lo.mirip sama Lung Kan Fe”
Emmil dan Rere berpandangan dan langsung pecah tawanya. Mereka selalu begitu setiap kali bunda kambuh dan lupa statusnya sebagai orang tua.
“Ha ha ah ah…bundaaaa…” teriak mereka serentak dan tak lupa sambil menyeret bunda ke sofa.
“Di mana bunda?
 Bunda  lihat di mana?”  Serbu Emmil dan Rere bersamaan. Mereka sudah tidak canggung canggung lagi kalau sudah ngomongin cowok. Bahkan dulu bunda pernah di tegur sama mamanya  Rere , Harusnya bunda tuh anggun,bukannya ngajarin anak gadisnya beringasan seperti itu. Tapi semua di anggap angin lalu sama bunda. Makanya dia pun tidak bisa berkutik menghadapi keusilan Emmil … turunan, itu selalu jadi jawaban ampuh Emmil.
“Tunggu, biarin bunda napas dulu..  Kalian tau kan sebelah rumah ada tetangga baru..”
“Iya tau,tapi kata bunda ga ada cowoknya?”
“Emang,kemarin bunda kenalan Cuma sama bu Achid dan pak Ojie dan seorang anak perempuan ,seumuran kalian,bunda lupa namanya.Tapi tadi bunda lihat seorang cowok berdiri di depan pintu dan berpelukan sama gadis itu.”cerita bunda sambil tetap terengah engah engga karuan.
“Yah bunda… itu namanya sudah jadi milik orang.” gerutu Emmil dan Rere kecewa.
“Habis  kalian kalau sudah baca komik tuh sepi banget. Jawab bunda sambil cengengesan.
“Ohh jadi ini bunda cari keributan nih?  Cari gara gara nih sama kita? Mentang mentang kita lupa kalau ada bunda,Iya nih?” Tanya Emmil dengan tangan di pinggang,gaya seperti guru math nya yang sedang kasih ulangan,bercanda yang tidak lucu bagi keluarga lain.
“Eh tapi seganteng apa emangnya bun?” Tanya Rere  masih dengan mimik  penasaran.
“Engga tau,orang bunda Cuma lihat sepintas,lagian dari sini  engga begitu jelas,tertutup bunga bugenfil.”  Jawab bunda dengan cueknya.
“Eh naik pohon mangga aja lagi yuk Mill ” Ajak Rere lupa kalau ada bunda.
“Emmil !!!  kamu tadi naik pohon lagi? Sudah berapa kali bunda bilang,itu engga sopan,lagi pula anak perempuan kok  naik naik pohon,kalau jatuh lagi gimana coba?” bunda memang selalu melarang Emmil naik pohon,karena Emmil  pernah hampir meninggal gara gara jatuh dari pohon kelapa.tapi Emmil  sendiri engga trauma, Dan selalu memanjat kalau bundanya tidak ada.Aneh memang.
“Bunda…  emang kalau cowok engga bakalan jatuh ya?” bantah Emmil dengan sok polosnya.
“Emmil..!!!” teriak  bunda dan Rere serempak.mereka sudah tau engga bakalan selesai debat dengan Emmil.
Begitulah kehidupan bagi Emmil  selalu ceria,tiada hari tanpa tawa.meskipun tanpa sosok ayah  yang mendampingi,tapi bunda sudah memenuhi semua cinta yang di butuhkan.
                                                                       ***
“Mama…” peluk Husni dari belakang.
“Eh anak mama sudah datang ya? kok sudah sampai sih? Katanya besok sore?”
“Ih mama, engga suka nih kalau  Husni sudah sampai?” Rajuk anaknya,meskipun Husni  anak cowok, dan sudah dewasa tapi tetap manja dengan mamanya.
“Bukan gitu lah, Oh ya tuh si hust pincang.kamu sudah lihat? Jangan marahin adikmu,dia ketakutan tuh!”
“Belum,emang kenapa sih ma, Kok hust bisa sampai pincang?”
“Mama engga tau,mungkin dia nakal dan di sambit orang.”
“Tapi kan hust ga nakal ma? dia binatang lucu  baik lagi? Ga mungkin ada yang benci?”
“Yang bilang lucu kan yang suka,seperti kamu dan adikmu, coba kamu Tanya anak tante Dini tetangga sebelah ,pasti dia bilang lain lagi.”
“Emang anaknya tante sebelah benci kucing ya ma?”
“Hus ni benci sih mungkin tidak,tapi kalau takut kan sama aja. Kucingmu tuh kan selalu nempel nempel orang. Apalagi kalau dia gadis manis,Beda sama yang punya.”Goda mamanya.
“Ah mama bisa aja.aku kan bukannya ga mau deket sama gadis gadis itu ma, tapi mereka tuh selalu bikin risi deh.”
“Iya iya apa katamu saja,mama mah kalah debat sama kamu. Sudah sana tengok hust,mama lanjut masaknya  ,bentar lagi papa pulang .”
                                                                       ***
“Anak anak  kalian kedatangan teman baru ,pindahan dari solo.” Kata bu Fetty  membuka pidatonya dengan hikmat.
Rere dan Emmil cekikikan melihat betapa seriusnya Bu Fetty. Tiba tiba seorang gadis manis memasuki  ruangan dengan anggunnya. Suasana yang riuh berubah jadi senyap.
“Benar benar putri Solo dia “bisik Emmil di telinga Rere.  “Iya ,ga bakalan bisa berteman deh sama kita,bisa terseok seok dia mengejar kita.”
“Perkenalkan nama saya Ulfa Dwi wiguna,pindahan dari SMA 2 Solo.”
“Ya ampun suaranya saja bisa menyihir seisi kelas,merdu sekali.” Bisik Antho sang ketua kelas. Yang dapat pelototan Emmil,Emmil  paling sebal kalau Antho memuji gadis lain,haram hukumnya. Dan Antho hanya bisa mengkeret takut.
Seusai sekolah Emmil dan Rere langsung pulang menuju rumah Emmil. Tapi di lihatnya gadis itu juga jalan di belakangnya. Emmil merasa muak dengan gadis yang sok anggun itu,dari tadi dia sudah merebut perhatian teman temannya,mereka berlomba lomba ingin berkenalan. Awalnya  Emmil diam saja tapi setelah belokan ke dua Ulfa masih di belakangnya hatinya mendidih.
“Hai kenapa kamu ngikutin kami terus?” Sembur Emmildengan emosi, Rere  sampai terloncat kaget.
“Hah … siapa yang ngikutin kalian?”
“Kamu !!! aku  belok kanan kamu ikut,aku belok lagi kamu juga belok,apa namanya kalau bukan ngikutin.”
“Aku engga ngikutin,lagian geer bener sih,rumahku emang arah situ.” Jawab Ulfa dengan berani dan langsung mendahului Emmil dan Rere yang terbengong bengong.
“Aku engga nyangka,gadis selembut dan selemah dia berani menantang Emmil hebat dia. Eh Mill jangan jangan dia tetangga kamu lo? Yang baru pindah.”
“ Maybe.” Jawab Emmil cemberut.
“Bundaaaaa kami pulang.”Teriak Emmil dan Rere menirukan adegan  film Jepang yang mereka tonton.
“Bunda ada di dapur…” teriak bunda tak kalah noraknya.
“Eh bunda lagi bikin apa sih?” Rerel langsung menuju dapur,di lihatnya bunda sedang menghias kue.
“Ini bikin cake keju buat tante Achid…”
“Wah bunda langsung dapat pelanggan baru nih?” Rere langsung nyomot keju parut dan langsung di tepis tangannya.
“Tangan jorok,cuci dulu!”
“Ah bunda nih tau aja ,kalau Rere mau nyomot  Keju.”
“ ekspresi muka kalian tuh sudah menunjukkan  ,Bunda  sudah hafal,tingkah kalian, selalu begitu kan.”
“Emmil kamu asal ambil aja itu juga pesanan orang,kalian ini ya !? teriak bunda ,yang melihat Emmil mengendap endap di meja kue. “Yang  satu ga bisa lihat keju,yang satu engga bisa lihat lumpia..hem lama lama bunda hukum kalian lagi.”
“Maaf bunda”  dan  Mereka langsung lari kabur ,kalau bunda sudah bilang mau menghukum pasti  di laksanakan hukuman itu.engga tanggung tanggung.pernah sekali mereka makan pesanan lumpia orang,dan mereka menghabiskan delapan biji sekali makan. Bunda marah besar dan mereka di paksa makan makanan yang mereka tidak suka.Rere dipaksa makan durian dan Emmil dipaksa makan keju. Mereka sampai nangis Bombay dan merengek rengek minta ampun  dan berjanji tidak mengulangi lagi,baru bunda melepaskan mereka.Masih di dengar teriakan bunda yang menyuruh cepat makan dan suruh siap siap katanya satu jam lagi mereka mau ke rumah tante Achid.
                                                                         ***
“kak kok mama masak banyak banget sih ? emang mau pesta ya?” Tanya Ulfa kepada kakaknya yang sibuk membalut kaki hust. Meskipun engga ada luka dan sudah tidak pincang lagi,Husni sengaja melakukannya untuk melihat reaksi orang orang yang datang. “Engga pesta,hanya ngundang para tetangga untuk ngumpul ngumpul dan berkenalan .Gimana hari pertama sekolahnya?”
“Sekolahnya sih engga papa,tapi Ulfa sebel sama teman deh,masa belum belum sudah pasang tampang judes,eh barusan masa di bilang Ulfa ngikutin dia,aneh pokoknya. “Sebel deh.”
“ Sudah jangan menggerutu. Makan trus ganti baju,sebentar lagi para tamu kan pada datang.”
“Kak perasaan kaki hust sudah sembuh deh,kok malah di balut perban,kan jadi susah jalannya?”  Ulfa heran melihat kakaknya yang sibuk membalut kaki husty,setaunya dari tadi pagi kucingnya itu sudah tidak pincang lagi.
“Sengaja ,kakak mau lihat siapa kemarin yang tega menyakiti hust,kan kalau lihat hust di balut begini kan dia kaget,kalau perbuatannya itu keterlaluan.”
Oh ,ide kakak jenius deh. Ya sudah sekalian aja kak,di kasih betadine biar kelihatan ada lukanya. Ulfa ikut bersemangat dengan ide kakaknya. Dokter tapi kurang kerjaan.
“Oh bener juga tuh, sekalian biar dia merasa bersalah.”
                                                                       ***
“Bun, Emmil ga usah ikut ya ?malas deh…”
“Tapi Rere mau ikut kok bun.”
“Rere  ah ,engga setia kawan.” Bunda tak menaggapi rengekan Emmil ataupun antusias Rere.sudah jadi menu hari hari kalau mereka bersama. Melihat bunda yang cuek saja Emmil pun menurut meskipun dengan mulut manyun.
“Eh kok masih sepi  ya bun,katanya semua di undang, wah ini mau pamer atau apa sih bun?”
“Hus jaga mulut,ini membuktikan kalau tante Achid ingin kenal dengan semua tetangga.” jawab bunda bijak.
“O MY GOD..”bisik Rere, “ganteng banget,mirip yunho.”
“Ada apa sih?” “ Bener kata bunda ada cowok gantengnya. Dia lagi jalan ke sini tuh.tapi sial ,dia sama Ulfa.”
“Oh,ternyata dia pacarnya Ulfa,kok tuh cewek beruntung banget sih?”jawab Emmil dengan iri.
Setelah mereka berkenalan Emmil dan Ulfa saling tatap,mengukur kekuatan satu sama lain…
“Meong…” tiba tiba husty keluar dan mendekati sang majikan yang sedang berbiri di sebelah Emmil.
“Bunda..!!! kenapa ada kucing hitam jelek disiniiiii?” teriak Emmil mengagetkan keluarga tuan rumah.
Emmil langsung naik ke kursi,panic luar biasa,perutnya mual,dia melihat kucing yang sangat menjijikkan,kakinya di balut dan berdarah.Emmil i engga tahan,dan langsung melepas sepatu nya,tanpa pikir panjang langsung di lemparkan.Tapi kali ini tidak mengenai sang target.  Sepatu nya langsung di tangkap Husni.  Di pandangnya Emmil dengan kebencian. Dia sudah menemukan siapa kemarin yang menganiaya kucingnya.
Meskipun dia tidak bersuara tapi matanya menyiratkan kebencian membuat  Emmil takut. Tapi ketekutannya berubah kebencian juga.
“Oh jadi kemarin kamu yang melempar husty ya?” Tiba tiba Ulfa mengungkapkan kebenarannya.
“Aku mau pulang.!!!” Teriak Emmil meskipun tak beranjak dari kursi. “Rere, bunda ,aku mau pulang.” Ulang Emmil karena bunda dan Rere diam saja.
“Kalau mau pulang ya pulang,engga usah teriak teriak tapi engga beranjak.”Jawab Husni heran.
“Eh masa acara belum mulai kok mau pulang sih, sudah Fa bawa hust ke kamar,jangan boleh keluar.!” Tante Achid engga enak juga gara gara kucing suasana perkenalannya jadi kaku. Maaf ya jeng Dini.
“Yah mama kenapa harus hust yang jadi korban?” Meskipun dengan menggerutu Ulfa tetap menggendong hust dan memasukkan ke kamar.
“Kamu engga mau turun?” Bisik Rere yang engga enak juga, melihat kebencian Husni ke Emmil..
“Aku mau pulang saja.” Tekat Emmil.
“Dasar gadis aneh,sama kucing saja takut.”
“Aku engga takut,aku Cuma jijik aja.” Jawab Emmil dengan berani, "lagian cowok kok suka kucing,kucing hitam lagi,hiiii temenan sama nenek sihir,hiiiiii ". lanjutnya dengan suara berbisik.
“Eh! kamu pikir kucingku engga pernah mandi?”bisik Husni yang malu juga kalau ketahuan berantem dengan anak tetangga.
Maaf mas,bukan menuduh kucingnya ga pernah mandi,tapi Emmil  ini emang takut sama kucing. Rere berusaha melerai pertengkaran Emmil  yang pasti engga akan bakalan berhenti.
Re siapa yang takut? Bentak Emmil emosi.
Ampun deh,galaknya kaya nenek sihir,tapi takut sama kucing.  Husni  meninggalkan Emmil dan Rere. Emmil sudah akan menggambil sepatunya lagi berniat melemparkan kearah Husni  tapi langsung direbut Rere.

4 komentar:

Anonim mengatakan...

cicik, juara deh. ngakak tengah malem! xD

achiedz mengatakan...

Lanjutkan ciiiiikkk!!

dyudo mengatakan...

Layak jadi sinetron nih! Rating tinggi.
Hahahaha.....

Anonim mengatakan...

lanjutkan terus ciiii