Senin, 04 Februari 2013

Review Show No Mercy





Penulis: Cindy Gerard
Penerbit: Gramedia
Tebal: 448 hal
Cetakan: Agustus  2012
sipnosis.
Maut yang tak bisa diabaikan. Gejolak yang tak bisa diingkari.

Hanya dua hal yang bisa menarik kembali jurnalis Jenna McMillan kembali ke Buenos Aires setelah teroris menyanderanya di sana beberapa bulan sebelumnya: wawancara yang jarang dengan seorang biliuner misterius dan kenangan akan pria berbahaya yang menyelamatkannya.
Orang-orang jahat, bom, dan peluru adalah cara hidup Gabriel Jones. Tapi dia tidak bisa melupakan gadis pemberani berambut merah yang diselamatkannya belum lama ini atau ciuman penuh gairah antara mereka sebelum Gabe menyuruh gadis itu pulang.
Sekarang, dipertemukan kembali saat bom meledak di Gedung Kongres, Jenna dan Gabe harus menghadapi kebutuhan-kebutuhan mendesak yang menggelegak di antara mereka. Tapi pertemuan kejutan ini ternyata bukannya tidak disengaja. Seorang musuh kejam menyerang mereka dengan ketepatan mengerikan. Pertanyaannya adalah kalau mereka berhasil keluar hidup-hidup, akankah Gabe meninggalkan Jenna lagi?

Panas yang membara menyembunyikan ancaman paling mematikan dan membuka gairah yang paling dalam.


Sudah lama saya tidak membaca sedemikian cepat,sejak...entah sejak kapan daya baca saya menurun,saya membaca buku setebal 448 ini sekitar 6 jam kurang lebihnya,setelah pulang kerja saya membaca dan tak mengingat waktu,bahkah dari siang pun pasti saya akan membaca andai kerjaan tidak membutuhkan otak saya.

Apakah novel ini sedemikian bagus sampai saya berharap bisa mencuri baca di saat kerja? Tidak juga... Novel ini tidaklah terlalu memukau atau terlalu fenomenal seperti novel novel lain,hanya saya saja yang moodnya sedang bagus.
kisah seorang prajurit,patriot,pahlawan memang selalu menjadi tema kesukaan saya,di tambah sang tokoh yang cool yang songong dan tentu arogan,selalu membuat saya terlena membacanya.
Setelah novel 4 Ways to Get A Wife  dari Penerbit Haru saya sempet membaca Narnia dan 5 Sekawan lagi,mengurangi timbunan yang semakin menggunung,tapi ya gitu...hasrat membeli buku memang mengantarkan saya kepada novel Show No Mercy.
Kisah dimulai ,pasukan elite yang di antaranya adalah Gabriel Jones atau lebih dikanal dengan Gabe sedang menjalani misi berbahaya,berondongan peluru menyerbu mereka dan salah satu anggota tim mereka meninggal,itu adalah titik awal dari semua kisah yang akhirnya menjadi cerita di novel ini.

Jenna McMillan seorang jurnalis yang pernah di culik dan di sandra membawanya berkenalan dengan Gabe,tapi perkenalan yang ternjadi membuat mereka saling membenci,meskipun ketertarikan fisik tidaklah bisa menipu.
Jenna yang sedang menata hidup berusaha melupakan kenangan akan diri Gabe  mendapatkan telepon dari redakturnya untuk mewancarai seorang pejabat berpengaruh Emilio Maxim,dan disaat yang sama sang pejabat mengontak langsung Jenna,dia hanya mau Jenna yang meliputnya. Janna yang akhirnya menerima pekerjaan,yang artinya harus kembali ke Argentina,dengan harapan bisa bertemu dengan Gabe,kerinduan pun menyeruak yang hanya dalam hati kecilnya dia mengakui itu.

Jaringan penculikan anak juga mewarnai novel itu,meskipun tidak terlalu ter expose sih membuat seorang wanita cantik anggun kehilangan segalanya.
Gabe dan pasukannya yang di sewa Maxim untuk memberikan pengawalan ektra.
Gabe sangat kaget melihat Jenna menaiki tangga menuju tempat konfrensi diadakan ,di tengah kebingungan Gabe,sebuah mobil melaju cepat,dan sedetik kemudian dia sudah menerjang tubuh Jenna dan boooom...bom meledak,membuat Gabe terluka dan pingsan. Seluruh pasukan langsung menarik Gabe dan Jenna yang meronta melawannya.
Gabe terluka parah,tapi tak membuat semangatnya surut,dia tak pernah menyerah dan membuat Jenna bertanya tanya,siapa sebenarnya Gabe?
Disaat Gabe ingin menyingkirkan Jenna masa lalu Gabe menghantui,musuh yang ingin menghancurkan hidup Gabe telah kembali. Gabe harus berjuang dengan waktu ,tidak ingin kehilangan orang disekelilingnya lagi.

Saya memang suka membaca herlequin,tapi adegan novel ini terlalu vulgar,terlalu kasar dan terlalu terbuka.beberapa kali saya skip deh,entah ya...kurang sreg saja gitu. Dan untuk ending,tidak diragukan lagi,meskipun sebagai pembaca saya tetap merasa kurang,kurang menegangkan,seorang penjahat sadis yang kejahatannya sedemikian mengerikan hanya seperti itu,tik...selesai.

0 komentar: