Minggu, 27 Januari 2013

MM Sony - Husni


Suara musik instrument mengalun merdu dengan suara lembut,memberikan efek tenang dan damai dihati yang mendengarkan,memang di rumah sakit tak mungkin memutar musik dangdut ataupun musik rock,bukan kerana ada larangan tertulis dari pemerintah,hanya saja dikhawatirkan,orang orang akan ribut karena semua pasti akan bergoyang bila mendengarkan musik seperti itu.dan tak mungkin juga memutar lagu Korea semacam Bigbang dan Super Junior  yang pasti akan membuat pasien terganggu dengan jeritan histeris para remaja yang kebetulan mendengar,dikira ada konser boyband kesayangan mereka  berlangsung. Seorang dokter muda memasuki pintu  putar dan langsung menuju ke lorong dimana sahabatnya berpraktek diruangan itu, dia memang tidak berpraktik pagi,dia mulai berpraktek sekitar pukul satu sampai pukul lima,karena masih termasuk baru,pasiennya belumlah terlalu banyak,tapi cukup banyak untuk seorang dokter yang baru berpraktek,memang,promosi dari mulut ke mulut itu sangat manjur,selain tampan ,dokter baru itu juga sangat ramah dan perhatian terhadap pasiennya,dan yang pasti sangat berkharisma,harusnya dia  juga menjadi bintang iklan atau model pria dewasa bahkan paling tidak pemain sinetron,pasti fans nya seantero negeri,beberapa resepsionis wanita menyempatkan melirik diantara kesibukan,seorang nenek diruang tunggu pun tak kalah terpesona,dia diam mematung,mungkin yang ada dipikirannya saat ini,andai si nenek masih muda,setidaknya ada kesempatan berbincang dan merayu dokter muda yang sungguh mempesona. Tiba tiba si dokter tampan itu menengok dan memberikan senyumannya,senyuman termanis yang pernah dilihat si nenek diusia senjanya, rasanya mau copot jantung si nenek,untung beliau duduk dikursi roda,andai berdiri sudah pasti jatuh tersungkur sangking bergetar kakinya... Ah meskipun aku sudah tua renta ,rupanya dewi fortuna berbaik hati,pesonaku masih bersinar hingga dokter muda pun menyempatkan untuk tersenyum,batinnya dan dengan kecepatan ala saras 008 beliau membalas senyum si dokter,tak mau menyianyiakan karunia Tuhan,dengan senyum yang penuh pesona,yang dahulu membuat beberapa pria bertekuk lutut ,termasuk almarhum suaminya sangat memuji senyuman itu,tuuuing,setelah tersenyum si nenek tertawa karena si dokter tampan sekarang tertawa ceria,beliau sudah lupa,kalau tertawa seperti itu,giginya nongol ke depan,gigi yang tinggal dua.

 "Pagi menjelang siang dok,"  sapa seorang suster cantik yang berdandan menor kepada dokter baru yang menghampirinya, dia tak lain adalah Husni yang baru pindah tugas dari Afrika.
"Pagi sus,dokter Sony nya ada?" Sony sahabatnya,seorang dokter yang flamboyan,dengan wajah cute nya selalu berlagak polos dan banyak wanita terjerat dan jadi korbannya,dan herannya para wanita tak pernah merasa sakit hati terhadapnya.
"Ada dok,sedang melamun sepertinya," jawab suster dengan senyuman genit,yang bertujuan untuk menarik perhatian doktr Husni,tapi gagal total,si dokter hanya melongos saja ,suster yang merasa keki hanya bisa menyerah kalah,batinnya,sia sia saja membuang tenaga. "silahkan masuk saja dok." Katanya dengan suara datar dan mau tidak mau membuat Husni tersenyum dalam hati. Bukan hanya sekali ini dia mendapatkan sinyal rayuan yang secara terselubung seperti tadi bahkan yang terang terangan menggoda dan mengajaknya kencan pun acap kali diterimanya,tapi Husni tidak pernah menanggapi,biasanya dia bersikap dingin atau pura pura tidak menyadari,dan itu lebih ampuh daripada dia menolak secara langsung,bukan hanya hatinya yang tidak tega,dia juga tidak ingin membuat para perawat malu.
 Husni pun langsung masuk keruangan Sony. "Heran jam segini melamun,padahal masih jam 10 pagi,bener bener dokter sarap tuh."
"Hai bro,sibuk ga?tapi sih ga perlu tanya,lo juga ga sibuk." Ucapnya sembari duduk dihadapan Sony,tak perlu menunggu dipersilahkan dulu. "entar sore kita nongkrong lucuk di cafe ya,ngopi ngopi saja ,gue mau kenalin seseorang." Husni mengedipkan mata.
Sony yang sedang membaca data pasien melongok dan tersenyum. Tumben nih si Husni  "Boleh,lo kan baru balik,emang siapa temen lo selain gue dan Genk ?" Meskipun Sony sekarang sudah tidak meminum kopi,tapi demi bisa melihat teman istimewanya Husni dia tak keberatan. "Ada lah,pokoknya ada." Tiba tiba hape Husni berdering menandakan ada telpon masuk,ekspresi wajahnya berubah seratus delapan puluh derajad,kalau tadi serius yang mengandung keisengan kini berseri seri bahagia,seperti anak kecil mendapatkan mainan.. Sony malas mendengarkan,jadi dia melanjutkan membaca,tapi sepertinya bukan obrolan rahasia antar sepasang kekasih,jadi Sony mendengarkan sambil lalu "iya,kakak tau,tapi belum bisa pulang malam ini adikku sayang.... oke tutup dulu ya,kakak lagi ngobrol sama temen nih.... bilang sama mama kakak juga kangen, .... ,iya nanti kakak usahakan pulang secepatnya, .... , iya nginep dong...oke bye dulu ya... Iya sun nya di terima" Husni menutup telponnya sambil terus mempartahankan senyumnya,dia sangat menyayangi adik semata wayangnya yang manja itu,semakin hari semakin cantik saja adiknya,dia harus ekstra hati hati menjaganya,kalau tidak,bahaya banyak lelaki yang...
"Adik lo Hus? Salam yah dari gue kalau lo pulang,dan bilang sun nya juga gue terima dengan sepenuh perasaan, buset cantiknya engga nahan deh adik lo itu,sayang itu adik lo,sedikit deh kesempatan gue." Nah ini salah satu contoh cowok yang harus dijauhkan dari adiknya batin Husni dengan ngeri.

"Hoooi,di sini.." Lambai Husni yang melihat Sony .
Sony melihat Husni duduk berdampingan dengan seorang gadis cantik,sepertinya cantik,karena si gadis masih menunduk,tak terpengaruh dengan kedatangan Sony bahkan membiarkan Husni dan Sony bercipika cipiki layaknya pasangan yang saling merindu. Padahal kalau dipiikir pikir mereka berdua juga tadi pagi ketemu,tapi entah mengapa tetap bercipika cipiki ria,mungkin sudah jadi tradisi antara mereka.
"Kenalin ini teman gue,Rin ini Sony,sahabat gue dan Son ini temen gue,Syahrini." Akhirnya Husni memperkenalkan mereka berdua setelah melihat tatapan Sony yang tak berkedip dan terpesona seperti itu.
" Ha ha ha ha "... Sony tak bisa menahan tawanya, yang membat Husni dan Shyahrini saling pandang.
"Lo kenapa ?"
"Engga papa sih,tiba tiba keinget hal lucu saja" jawab Sony masih dengan tawa yang tertahan.
Gila,namanya Shyahrini,engga banget deh,saingan nih sama si sesuatu yang cetar membahana  ,bukan hanya nama gaya dan dandanannya pun tak kalah hebohnya,nih cewek pasti ngefans nih sam si Syahrini,cuma nongkrong di cafe kok dandannya seperti mau nyanyi di panggung Agustusan,norak banget ,meskipun Sony berjenis kelamin pria dan berprofesi dokter,dia tidak pernah absen menonton acara infotaimen , apalagi pasiennya memang tidak sepenuh Husni,meskipun Husni dokter baru. Sony masih berfikir tentang Syahrini ,tapi analisa sony tak salah,lumayan cantik juga,asal topengnya dilepas,maksudnya topeng itu adalah make up yang super tebal,hem..sejak kapan Husni berubah selera sih,apa negara Afrika membuat mata Husni tak bisa melihat dengan benar, mungkin Husni butuh periksa mata dan ganti lensa tuh. Sony masih memandang Syahrini Takjup dan tak sanggup menahan diri...hahahaha...
"Son,lo ga kesurupan kan?" Husni masih kebingungan melihat tingkah Sony yang masih senyum senyum dan sesekali tawanya menyembur keluar layaknya gunung yang meletus,menggelegar tak peduli sekitar.
"Kamu mau minum apa?" tanya Shyahrini manja yang disengaja,dia merasa sahabat Husni sudah sangat keterlaluan, perhatian Husni langsung teralihkan.
"Gue mau ini ajah deh,tunjuk Husni, meskipun bilangnya ngopi ngopi ternyata dia tidak meminum kopi, malah memilih minuman lain, yang ternyata green tea. 
“ Lo mau apa Son?”
"Hem...apa ya? gue sebenernya kepingin green tea juga,tapi gue ga mau samaan kaya husni." Sony sungguh menyebalkan,tingkahnya membuat Husni ingin menjitaknya. "apa yaaa...apa gue minum kopi aja ya ? Hem...kayaknya ini enak.Gue mau yang ini deh, Prappio choco chip." Sony dengan lambat mengeja nama di buku menu, Setelah sempet kebingungan ingin memilih apa.
"Kalian sudah berapa lama kenal?kenal dimana? Ga mungkin disini kan?karena Husni baru balik satu bulan ini."  Itulah obrolan basa basi yang coba dilemparkan Sony,dia tak tahan dengan atmosfir yang seperti ini,saling membisu  . "Son!"... Tegur Husni yang langsung membungkam mulut Sony. Mereka menghabiskan waktu untuk berbagi cerita,bisa dilihat kedekatan Husni dan Syahrini,kadang kadang mereka lupa,kalau Sony masih didepannya,itu membuat Sony memperhatikan Syahrini lebih seksama. Banyak pertanyaan yang berkecamuk,ingin ditanyakan tapi tak mungkin diutarakan,hem...bagaimanapun tetap penasaran . "Wah sudah malam nih,cabut yuk" Husni tiba tiba berdiri dan menuju kasir,tak lupa tangannya secara posesif menggandeng Syahrini,dan ini tambah membuat Sony bingung. "Son lo mau langsung pulang apa mau jalan dulu,gue anter Rini dulu ya."
"Oh gue langsung pulang,jalan bareng aja ke depan,mobil gue ada didepan" selorohnya,merasa tidak rela,belum jadian,tapi sudah mulai mengusir sahabatnya. Rutuk Sony dalam hati. Huuuk.... Tiba tiba Sony menutup mulutnya.
"Aduh aku mual banget deh." Sony meringis menahan mual,dan  menahan sakit perutnya.
"Wah kamu ga bisa minum kopi ya?" Syahrini langsung menghambur mendekatinya dan melupakan kalau mereka dari tadi belum saling bicara.
"Iyah,ga bisa."
"Ih kamu kan dokter,masa ga bisa jaga kesehatan,sudah tau ga bisa minum kopi,tapi masih nekat!" Omel Syahrini bertubi tubi,yang hanya membuat Husni terbengong bengong. Sony pun tak kalah bengong,dia tidak menyangka si manusia super heboh yang cetar membahana itu bisa perhatian juga,wah sudah lama tidak ada cewek yang berani menegur kelakuan Sony,rasanya tidak menyesal kalau saat ini Sony pingsan karena asam lambungnya membengkak.... Sony merasa lebay,tapi hati siapa yang bisa mengontrol.

"Hallo dokter Husni. " sapa Sony dengan slengekannya dan tak lupa mencubit dagu Husni mesra,yang mendapatn tepisan garang. "Lo jangan ngondek deh Son." Hardiknya,malu juga kalau sampai terlihat suster jaga,bisa jelek nih image nya.
"Apa kabarnya Syahrini?" Ucap Sony tak menghiraukan Husni dan masih nekat colek colek manja.
"Baik baik saja kok,ngapain lo tanya tanya kabar Rini?"
"Yah,sekedar tanya kabar saja, hem... Lumayan cantik sih."
Husni melihat Sony dengan pandangan ngeri...semoga apa yang dia pikirkan hanya pikiran negatifnya semata.
 "Ha ha ha ... Wah,rupa rupanya salju dihati lo sudah mencair nih,hebat juga nih si Syahrini. Semoga kelakuannya ga kaya artis yang lagi naik daun itu,semoga hanya sama namanya aja ." Sony mengoceh tidak jelas,dia tak peduli dengan reaksi Husni yang hanya melotot tanda tak suka, baginya kisah Husni dan si Syahrini hiburan yang menyenangkan.apalagi melihat reaksi Husni yang seperti enggan menceritakan tentang gadis itu. "Selama lo masih ga cerita ke gue,jangan salahkan gue kalau nekat sendiri." Ancamnya dengan wajah menyebalkan .
"Badewe.... "
"Dok pasiennya sudah datang,langsung suruh masuk saja?" Seorang suster melongokkan kepala,dia sudah tau kalau ada dokter Sony,dan dengan sengaja menampakkan wajah ayu nya.
Sebelum Sony melanjutkan kalimatnya Husni sudah berdiri dan bersiap menyambut pasiennya. Dia membiarkan Sony menggantung omongannya. Diliriknya Sony dan tersenyum dalam hati. Dasar dokter sarap,lagi lagi hanya kata itu yang diucapkan.
" Weh... Gue pergi dulu deh,lo sibuk ." Sony menghambur keluar dan tak lupa menebar senyum mempesonanya kepada beberapa perawat dan mendapatkan kikikan centil. Sony sangat menikmati aura sang penguasa,sang penakluk wanita.

"Aku memang mulai menyukainya,tapi pertemuan yang tidak pada waktunya membuatku mengalah...persahabatan lebih indah dari cinta."

"Bagaimana kabarnya nih?alim alim saja?" Sony tersenyum setelah mengirim bbm ke Syahrini,dia tidak bermaksud lancang,tapi tangan dan fikirannya tak bisa dikontrol,ada penyesalan sedikit,tapi ditepiskan,toh dia tidak merebut gadis itu dari sahabat baiknya,Sony hanya berupaya ramah saja. Dan lagi...seberapa kuat ikatan mereka,Sony tau perbuatannya tidak patut dilakukan,tapi mana bisa dia bertahan diri,dan lagi Syahrini ini memang menggiurkan. Ckckckck...

"Hai... aku baik baik saja,kenapa bbm aku?" Meskipun jawaban sedikit judes tapi membuat Sony ingin berteriak .
"Engga apa apa sih,cuma sekedar tanya. Mau tanya Husni tidak mungkin kan?" Sony sudah mulai menggombal.
"Kamu engga lagi sibuk? Lagi apa ?"
"Oh,aku sebenarnya sibuk,sibuk bbm an sama kamu nih" duh Sony sudah layaknya Andre Taulany yang sedang merayu lawan mainnya di OVJ saja.
"Hi hi hi.. Bisa saja kamu ini."
"Kamu sudah makan?" Sony menjulurkan lidah,pertanyaan macam apa ini,pertanyaan kuno ,sudah tidak jaman. " Aku engga makan,kan aku lagi diet.kalau kamu,kamu sudah makan belum?jangan lupa ya...nanti maagnya kambuh."
"Wah...kamu badan sudah kaya boneka barbie,tapi masih diet?jangan keseringan diet ya... Oh aku sudah kenyang,membayangkan senyumanmu."
"Ah ..gombal kamu! Tapi makasih kalau senyumanku membuatmu kenyang,jadi tidak repot ngunyah nasi deh."
Entah bagaimana obrolan mereka berdua seperti layaknya kekasih,mereka lupa tentang Husni,sosok yang mempertemukan mereka.
Kejadian bbm an yang sangat mesra hingga rayuan gombal menjadi menu sehari hari antara Sony dah Syahrini,hingga mereka benar benar dimabukkan dengan racun asmara.

"Son,gue mau pulang nih,mama gue kangen..."
"Hem,salam yah"
Husni menyerngit,tumben tumbenan nih ga heboh.
"Adik gue lagi liburan nih,gue mau ikut ke Solo dulu."
"Hem...salam juga ya buat Ulfa."
Ada yang salah,Sony tidak pernah berhenti membahas Ulfa adiknya,tapi kenapa sekarang hanya ham hem saja.
Sepertinya Sony tersadar dengan keacuhan... " Wah,aku pingin banget bisa ketemu Ulfa lagi,tapi aku belum boleh cuti. Lo cuti berapa hari?"
" Gue cuti tiga hari." Husni sudah tidak ingin menjelaskan rencananya,sepertinya ada yang salah dengan sahabatnya itu.
Tiba tiba bb Sony berkedip,dan Husni melihat wajah Sony berubah menjadi merah,seperti pencuri ketahuan .
Yang menyebabkan Sony berubah warna ada bbm masuk,dan dia memang langsung terkejut,tidak menyangka gurauannya ditanggapin serius seperti ini. Semua salahnya,ternyata main main dengan perasaan memang tidak bagus,ternyata gurauan dan godaanny kini membuat seorang gadis yang awalnya hanya di coba coba menjadi mendalam. Sony membaca bbmnya lagi,sebait puisi membuat Sony semakin merenung.

merindukanmu tak ubahnya merindukan awan dimusim hujan,hanya ada warna kelabu,tak ada keceriaan,tapi tetap memberikan keindahan.

Apa yang harus dilakukan Sony?
Sony tidak ingin menyakiti Husni tapi dia juga tidak bisa memungkiri kelakuannya,dia merasa menyesal ,jalan satu satunya Sony harus jujur ,dia tidak ingin kehilangan sahabat baiknya. Husni menatap wajah Sony dengan nanar,ketakutannya selama ini ternyata terjadi,tapi sebagai sahabat …kejujuran Sony sangat dihargainya, Husni menatap Sony sebelum meninggalkan sendirian ,waktu satu minggu semoga menjadi waktu terbaik untuk merenung tentang persahabatan mereka selama ini.

Husni bertemu Syahrini lagi dari salah satu pasiennya,sewaktu melihat penampilan Syahrini Husni ingin tertawa, teringat pertama kali bertemu,meskipun dandanan yang norak tapi wajah Shyahrini terlalu cantik untuk di lupakan,ada sesuatu di wajah yang membuat seorang pria tergelitik untuk mempehatikan, ada sesuatu yang membuat Husni penasaran. Husni yang tidak pernah menanggapi rayuan dan godaan dari berbagai pihak,dari rekan sejawat,bahkan dari teman teman adiknya seperti tersihir melihat Syahrini. Perkenalan pun terjadi,Husni yang baik tapi sering bertingkah konyol menjadi sosok yang lembut,selayaknya Husni terhadap pasiennya.
Angan husni melayang satu bulan lalu,saat pesawat yang ditumpanginya transit di Hongkong menuju Jakarta.

*suara pesawat*

Suasana di dalam pesawat yang mulai rame

Seorang gadis dengan dandanan layaknya putri duduk merenung menatap lapangan dan beberapa pesawat yang sedang berjejer. Tak dihiraukan seseorang duduk disebelahnya,tak peduli dia tak ingin diganggu.
Setelah pesawat lepas landas pun dia masih tidak memperhatikan penumpang sebelahnya...angannya seperti melayang kedunianya sendiri,tidak pantas dengan dandanannya itu. Cukup lama dia tertidur, sewaktu terbangun makanan sudah tersedia di depannya,dan makanan Husni pun  sudah kandas dan bersih... Berapa lama aku tertidur? Bisiknya tanpa minta jawaban...sepertinya dia lapar,karena dengan antusias membuka dan menghirupnya dengan mata berbinar binar,meskipun sudah lumayan dingin tapi aroma masakan indonesia itu sepertinya masih menggelitik indera penciumannya dan membuatnya menelan ludah dan memakannya dengan lahap,. sepertinya gadis itu masih tidak memperhatikan sebelahnya.
Setelah makanannya kandas, dia berbisik lagi,dengan memejamkan mata, "entah mengapa aku selalu suka hidangan di pesawat,menurutku makan diatas awan itu sungguh indah,meskipun tidak benar benar diatas awan setidaknya biarkan anganku berhayal." Desahnya kesekian kali.
Dia memandang ke jendela...awan awan ini sungguh memberikan keindahan yang di suka gadis itu,tapi setelah sepuluh menit berlalu dia pun mulai kelelahan , tiba tiba dia menoleh mata dan mata saling terpaut , Husni sedikit tersentak,rasanya jantungnya mau copot,sebagai pria dewasa dia tidak memungkiri pesona gadis itu, dia sedang memandang gadis itu  mengikutin setiap gerakannya,melihatnya terkejut sadarlah Husni,dia pun tak ingin kepergok memandangnya.
Tiba tiba Husni memberikan senyum yang sangat mempesona,entah apa yang membuat membalas senyumannya,mungkin karena dia melihat Husni sebagai pria yang sopan, bukan pria yang genit,senyumnya memberikan kedamainan yang membara di hati Husni yang saat itu membeku.
entah kebetulan atau entah takdir,atau memang sudah saatnya semua berakhir. Disaat Husni bersama papa dan mamanya serta adiknya makan malam di Hotel,Husni melihat sesok wanita yang di kenalnya. Hatinya kecut, salju yang pernah mencair dihatinya pun kini membeku. Dingin...

Teringatlah dia kepada sahabat baiknya yang sudah satu minggu ini diperlakukan sebagai musuh.
Kamu tetap sahabatku. Hanya itu bbm yang terkirim,semoga sahabatnya memaafkan dan kembali seperti layaknya dulu.

0 komentar: