Rabu, 16 Januari 2013

Dua Hati


Tepat jam 1 malam achid mendaratkan kakinya di Bandara Hasanudin Makasar,dia mengedarkan pandangannya mencari seseorang yang berjanji menjemputnya. Dalam angannya dia membayangkan seorang pria berkulit putih,berambut ikal, berkaca mata dan bercelana pink, iya bercelana pink . Achid tak bisa menahan senyum, celana pink paforit dokter Husni yang fenomenal.
Mereka memang belum pernah bertemu secara langsung sejak pertama berkenalan , tapi dunia maya tidak secupu dulu kini sudah canggih,bukan hanya lewat foto,mereka juga bisa bertatap muka lewat skype. Achid masih mengedarkan pandangannya kesegala arah,untunglah bandara jam 1 pagi ini sudah sangat sepi. Tak lama kemudian dilihatnya seseorang berdiri menyender ditiang penyangga gedung , tidak salah itu pasti Husni ,hanya saja segala bayangan yang tadi sudah tersusun rapi di benak Achid musnah,Husni tidak mengenakan celana pinknya. Tapi senyum Achid tak lepas dari bibir manisnya dan mulai melangkahkan kaki menuju arah Husni yang tetap bersender sepertinya belum sadar dengan kedatangannya atau pura pura tidak menyadari kehadirannya.
Tepat jam sepuluh malam Makasar di guyur hujan deras, Husni mulai panik,bagaimana  ini dia ingin menjemput Achid jam 12 tapi hujan malah seperti sengaja menghinanya. Terpaksa dia harus mengeluarkan mobil kesayangannya,dan sialnya dia baru sadar sang mobil sedang opname di rumah sakit alias bengkel. Terpaksa dia meminta bantuan adiknya yang sudah tertidur untuk menjadi sopir. Sang adik merasa terganggu dari mimpinya,sempat mau marah ... Tapi demi sang kakak yang baru balik dari negara antah berantah, ditekannya amarah dan mencoba mengerti, sebagai adik yang baik,dia sadar,kakaknya yang hebat, yang berjiwa penolong,yang sangat tampan ini, payah dalam menyetir mobil manual.
Setengah jam Husni menunggu di bandara,meskipun penerbangan terakir, tapi bandara ini terasa legang. Dia berdiri  menyender membayangakan pertemuan yang akan terjadi, ah ahkirnya dia bisa menemui salah satu teman TrTr yang aktif digrup bbmnya,dan besok juga akan bertemu dengan sahabat yang lainnya. Husni bengong membayangkan berbagai sekenario dalam kehidupannya kini,setelah pulang dari Afrika,dia seperti mendapatkan sesuatu yang sangat di impikan. Ketemu sahabat sahabatnya, berpetualang ke Papua,dan apalagi? Ah semoga ketemu cinta Laura*
Bayanan yang sudah menjelajah harus terhenti,dilihatnya seorang gadis anggun yang menggendong ransel hitam sedang menuju ke arahnya,tak perlu berpikir lama,karena dia mengenali,itu adalah Achid.

"Hai Chid"
" Hai Hus"
Setelah bersalaman,mereka sempet canggung,tapi sepertinya hanya sedetik. Mereka saling mengagumi pribadi masing masing.
" Eh ya, kenalin ini adik Gue"
" Oh ,ya Gue Achid,temennya Husni."
Adik Husni hanya tersenyum .
"Sini biar gue yang bawa ranselnya." Dengan lega Achid melepas ransel dan menyerahkan ke Husni,setelah menerima ransel yang lumayan berat itu bukannya dia yang membawa,tapi dengan songongnya dia menyerahkan ke adiknya,yang hanya tersenyum masam.
Husni melihat Achid  menahan hawa dingin. " Dingin Chid? Nih pake jaket gue  saja." Kata Husni sambil melepas jaket dan menyampirkan ke pundak Achid. Achid menerima jaket Husni dan rongga hidungnya  mencium aroma sabun,dan pelicin pakaian,aneh. Achid mengenakan dan berfikir. Ah adakah pria sempurna yang seperti ini?.
Ini Achid mau masuk Gua apa mau kondangan sih? Keluh Husni yang sudah mulai jenuh nungguin Achid di depan kamar,mau masuk Gua aja dandannya 2 jam. Setelah terbiasa tinggal di Afrika ,Husni agak mulai jenuh dengan adat di Indonesia yang masih mengedepankan jam karet , bukan .. bukan dia tidak bahagia,hanya saja dia merasa sedikit tertekan,dia merasa dia tidak layak menerima segala kemewahan disini,hatinya sedikit terusik,dia mengingat beberapa pasien yang ditinggalkan,dia mengingat beberapa anak anak yang pernah dirawat dan di buatkan cake karena sang anak sembuh dari sakit bahkan dibuatkan pesta ulang tahun,dengan meniup balon yang terbuat dari sarung tangan, hatinya pedih,dia sadar tidak seharusnya dia berpikir sempit,tapi melihat kehidupan pasien yang harus berjuang untuk hidup membuatnya sedikit gampang emosi,dia bukannya seorang pemarah,hanya saja sedikit masalah membuatnya mengeluh .
 Sebenarnya Achid menginap di rumah Husni,rumah Husni pribadi  seperti di film film itu, rumah Husni tertidiri dari Rumah induk dan rumah tambahan. tapi Achid tidak tahu,dia pikir ini rumah orang tuanya Husni.
Achid keluar kamar sambil menenteng jaket.
" Husni,jaket lo tertinggal semalam di kamar, sory gue lupa balikin." Katanya dengan pipi berwarna pink malu malu.
Wah mama Husni baik, Achid dibikinin sarapan dan teh hangat manis. Wah baik banget,dan cantik juga,pantes banget anaknya baik banget. Adakah mertua yang sesempurna ini. Lagi lagi Achid bertanya dalam hati.
Mereka berboncengan motor menuju Leang Leang yang konon katanya Goa nenek moyangnya Achid. Sepanjang jalan mereka disuguhi pemandangan yang indah,sawah yang hijau dan bukit bukit berbunga, ( bukit sebenarnya tidak ada bunganya) .  Sesampainya di Gua dengan jiwa mudanya Achid meloncat loncat menuruni tangga sambil merentangkan tangan dan menghirup harum tanah,lumut batu yang bercampur di udara . Tak tahan Husni memotretnya. Hemm segala keluh kesah Husni tadi ikut sirna melihat keceriaan Achid.
Mata husni menangkap sosok anak anak yang sedang bermain,tiba tiba dia teringat beberapa pasien yang ada di Afrika, kerinduan merasuk di dalam dadanya, dan spontan dia memanggil anak anak itu dan seperti ingin mengembalikan moment yang tidak pernah dilupakan.
"Eh adik adik,sini dong foto sama kakak Achid" Husni memanggil beberapa anak kecil dan menginstruksikan untuk bergaya chibichibi,anak anak mengerumuni Achid dan mereka kompak bergaya,sedangkan dia sendiri malah bergaya seperti pangeran.
Achid melihat hasil foto dan tak lupa senyumnya mengembang,wah seperti keluarga yang sempurna.batinnya yang lagi lagi mempertanyakan,adakah keluarga yang sempurna seperti ini. Setelah keliling  Bantimurung mereka menuju tempat janjian lain ,untuk makan siang bareng .
Akhirnya mereka sampai ke rumah makan Apong , bertemu dengan Harry dan memesan berbagai masakan,kepiting saos padang, kangkung hotplate,ikan bakar, cumi goreng tepung dan banyak lagi. Semua hidangan kandas tanpa tersisa.
Mereka berfoto foto ceria,mengobrol tanpa henti hingga dengan terpaksa mengakhiri semua untuk melanjutkan petualangan lagi.

 Sorenya achid dan Husni menikmati pallubasa,entah makanan ini yang sangat enak atau Achid saja yang sedang rakus ,tanpa jaim dia nambah dan habislah 2 mangkok. Dengan senyum malu malu Achid menghabiskan dan Husni hanya memandang dengan takjup. Setelah kenyang dan kekenyangan mereka melanjutkan perjalanan menuju rumah Husni untuk mandi dan menuju terminal bis,karena Achid akan bertolak ke Toraja .
Tiba tiba ban motor pecah,dan lebih sial diarea perkuburan.
" Ban nya pecah" kata husni heran,dalam hati berfikir... Ini pasti gara gara pallubasa dua mangkok deh.
" Wah kok bisa pecah sih? Lo pake ban bekas ya Hus?" Kata Achid spontan untuk menutupin kekagetannya, apa ini gara gara gue makan pallubasa dua mangkok ya?sampai berat badan nambah? Ah bukan ah,pasti gara gara ban Husni yang emang sudah gundul. Tapi kenapa milih di kuburan gini sih? Serem juga,mana sudah menjelang magrib begini,remang remang bikin bulu kuduk berdiri... Gue kan bukan Bella dan Husni bukan Edward si pasangan romantis minggu ini, yang memang terbiasa dengan kuburan,Mana nyamuk banyak ,ucap Achid tanpa kata. Achid menghela para nyamuk yang berusaha berkenalan dengan kulit mulusnya sambil memandang Husni yang mulai kebingungan.
"Husni tertegun dengan kesadisan kata kata  Achid, tapi mau marah dia tidak mungkin,dia sendiri tidak tau,itu ban bekas atau baru,karena dia sendiri baru balik dari Afrika. Hem ini kenapa milih pecah saja juga di kuburan sih, kasihan Achid di kerumunin nyamuk. Meskipun ditengah kebingungan dia tetap memikirkan kekonyolan situasi ini, ah seting romantis nih.
 Sesampainya dirumah Achid langsung mandi dan beres beres dengan cepat,tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada mama Husni dan keluarga yang lain. Achid dan Husni berboncengan lagi,kali ini tidak takut ban pecah lagi,karena ban yang tadi sudah ditambal dengan lem yang super glue. meskipun ketambahan ransel yang beratnya bikin Husni meringis. Sesampainya di terminal,yang suasananya mengingatkan terminal di ibu kota Jakarta, yang tak jauh berbeda dengan terminal lebak bulus. "Wah banyak preman nih." Kata Achid sok cuek." Padahal dalam hati merapal doa.
"Lo kenalan saja deh,siapa tau jodoh." Balas Husni yang membuat Achid  berhenti melangkah dan menengok ke belakang dan ingin menjitak kepalanya atau menjambak rambut ikal Husni. " Gue pikir dia pria sempurna,ternyata ah ternyata,dia sama saja,pria konyol"
 " Gue pergi dulu ya,lo hati hati di bis,semoga bisnya nyaman dan ga tiap jam di periksa polisi... Ups gue lupa,ini kan di Indonesia, bukan di Afrika." Kata Husni cengar cengir yang hanya mendapatkan pandangan heran Achid.
"Oke,makasih ya H,seneng bisa jalan sama lo."

Manado 15-11-12 jam 20:00
Ini hanya mencoba merangkai kata,tapi lagi lagi aku merasa gagal,tidak pernah bisa bagus,dan banyak yang sebagian imajinasi,atau fiktif… 

0 komentar: