Selasa, 09 Oktober 2012

belum ada judul 2


Mama Rere adalah ibu Elly dan suaminya adalah bapak Dimas Yodoyono
yang sudah  bersahabat lama dengan ayah Emmil. Tak heran Emmil dan
Rere berteman sangat dekat semenjak mereka masih kecil.

Satu bulan kemudian…

Harry dengan napas terengah-engah mengetuk pintu rumah yang sudah dua
belas tahun ditinggalkannya. Sambil menunggu pintu rumahnya terbuka,
Harry membatin “Apakabar ya istriku Dini dan anakku Emmilia?”

Hari ini ayah Harry terbebas dari penjara. Emmil memang tidak pernah
tahu kalau ayahnya dipenjara, sepengetahuannya ayahnya pergi
meninggalkan Bunda semenjak dia masih kanak-kanak.

Bunda membuka pintu rumahnya dan tertegun melihat suaminya berdiri
disana. Tanpa sadar, air matanya langsung meleleh, memandang wajah
Harry yang semakin menunjukkan ketampanannya. Benar kata pepatah,
kelapa semakin tua semakin banyak santannya. “Mas Harry ,ah mas..”
Bunda Dini langsung memeluk suami tercinta...

"Seeetttttooooop!"  Teriak Emmil dengan kurang ajar. "Apa apaan ini?
Siapa dia Bun? Kenapa main peluk peluk Bunda? Cakep sih, tapi ...tapi
Bunda jangan mau kalau di peluk sama om om ga jelas gitu dong!" Emmil
tetap mengoceh tidak jelas.
Tak rela Emmil melihat Bundanya di peluk om-om cakep, sedangkan dia
saja hampir tidak pernah di lirik cowok.

“Ah anak ayah sudah besar rupanya,” ucap ayah Harry dengan wajah yang
penuh kekaguman dan mendekat memeluknya.
Emmil yang bingung hanya diam membisu, dalam hati berkata “Tak apalah
di peluk om-om yang penting ganteng, andai saja…..”
“Eh tungguuu.. anak?? Ayah?! Lah kapan Emmil punya Ayah, Bun??” Emmil
semakin bingung dengan situasi ini.

Akhirnya Bunda menceritakan semuanya ke Emmil, kalau ayahnya di jebak
oleh temannya Culnary di kantor. Dan sekarang Culnary melarikan diri
ke Hong Kong, menikmati hasilnya bersama istri yang setiap tahun
operasi plastic bernama Uliel. Ayah Emmil harus menanggung kesalahan
Culnary, maka dia dijebloskan ke penjara selama dua belas tahun.
Kasihan ayah Harry…

“Tapi kenapa selama ini Emmil ga tau Bun kalau punya Ayah? Mana
Ayahnya cakep gini, kan sayang ga bisa dipamerin..” ucap Emmil.
“Yah itu sih maunya Ayahmu aja biar kamu tidak malu karena Ayah
dipenjara,” jawab Bunda cuek.

Seperti biasa Rere selalu ada dirumah Emmil untuk baca komik atau
mencomot masakan Bunda. Seharian dia bengong heran melihat Emmil
menari nari riang sambil berujar “Rere.. Aku punyaaa Ayah! Ayahku
cakkeeeep! Ree aku punya ayah, ayahku ganteng...” terus menerus.
“Iya Emmilll..Rere sudah mendengar yang keseribu kali dalam satu  jam
ini..” balas Rere untuk kesekian kali hari ini.
“Rere tau ga?” Tanya Emmil tiba tiba dengan wajah serius. “Apa?” Tanya
Rere penasaran
“Sini aku bisikin..”
Rere pun mendekat ...
"Aku punya ayah." Cengiran Emmil terlihat lebar sekali.
“Ya Tuhan Emmmmmmiiiiil…cukuupppp…” Rere langsung lari ke dalam rumah
meninggalkan Emmil yang tertawa.

“Bundaaaa, Ommmm.. “ Rere berniat mengadukan tingkah Emmil yang sudah
meninggalkan ambang waras.
Tapi niatnya langsung hilang, Rere langsung ngibrit keluar lagi karena
dilihatnya om Harry dan Bunda Dini sedang memadu kasih (cuma senyum
senyum sambil pandang pandangan)
“Pantes anaknya sarap, lah Ayah sama Bundanya juga ga kalah sarap.”
Rere geleng-geleng kepala.

" Ah mending ke rumah Ulfa saja, siapa tau dokter Husni ada. Ah cakep
banget sih dokter itu.. “ Rere sebenarnya ingin naksir, sayang Emmil
melarang keras Rere dekat dengan musuh bebuyutannya.

“Sore Tante Achid, Ulfa ada?” Tanya Rere sopan saat Achid membuka
pagar rumahnya.
”Sore.. Oh temennya Ulfa ya. Wah Ulfa-nya pergi sama kakaknya dari
siang. Mungkin pulangnya rada malam.”
“Ya sudah deh tante, Rere pamit. Salam buat kak Husni ya tante..” ucap
Rere malu malu.
Achid hanya tersenyum maklum. Anak lelakinya memang tampan, persis
kaya papanya. Achid tidak habis pikir ada apa dengan anak sulungnya
ini, kenapa susah sekali kalau diajak membahas masalah hati. Anaknya
memang baik hati dan berjiwa mulia, persis seperti dirinya.

***

“Ah Emmil lagi gila. Bunda juga gila. Ih Bunda ga tau malu banget sih,
masa langsung luluh gitu sama om Harry, padahal kan sudah bertahun
tahun ditelantarkan.” sepanjang jalan Rere mengerutu terus sampai
dilihatin abang angkot dan beberapa penumpang. Mungkin dipikir ini
pasien rumah sakit jiwa yang sedang jalan jalan.

Sampai dirumah Rere, “Mama.. Rere pulang..”
“Weh tumben kamu sudah pulang?” Elly kaget melihat anaknya sudah ada
dirumah jam segini.
“Ah Rere lagi bete sama Emmil dan Bunda Ma. Mentang mentang om Harry
pulang, Bunda berubah jadi anggun dan Emmil jadi stres.” Jawab Rere
merajuk.
Elly adalah wanita  tenang yang sering mengelus dada melihat Rere
tumbuh menjadi gadis yang agak susah di atur, dia sadar anaknya sudah
semua terkontraminasi sama sahabatnya Dini dan anaknya Emmil.
“Papa kemana Ma?”
“Lagi nyari belut disawah sama om Ariev. Istrinya ngidam belut  tuh,
aya aya wae...”
“Eh Ma,emang om Ariev istrinya siapa sih Ma? Kok Rere lupa?”
Elly mendelik kearah anaknya, “Rere, bercandanya enggak lucu!”
“ Tapi memang Rere lupa siapa nama istri om Ariev.”

Rere semakin bête.

***

“Kak Husni…” panggil Ulfa manja. “Temen kakak yang dulu datang waktu
acara diumah siapa sih kak?”
“Oh itu Heri sama Daniel, kalau yang agak engga jelas yang suka ketawa
ketawa itu Adhit. Eh, jangan dekat dekat mereka ya”
“ Ih kakak, kan Ulfa cuma tanyaaa...” pipi Ulfa bersemu merah

“Kak...Hmm, yang namanya Daniel cakep ya kak...”
“Ulfa! Ga usah macam macam deh. Daniel sudah punya tunangan, kalau ga
salah namanya Amoy.”
“Hihihi.. Terus kakak kapan tunangan juga?” Tanya Ulfa usil, yang
langsung mendapat pelototan bengis. “Ih kak Husni jelek melotot
gituu..” rengek Ulfa manja. "Ya sudah ceritain tentang mereka, baru
Ulfa ga deket deket..”
“Etapi ga janji deh." tambahnya dalam hati.

"Daniel sudah tunangan, Heri baru putus dari ceweknya. Eits,tapi kamu
juga ga boleh dekat dekat. Dan Sony teman kakak di Rumah sakit. Sayang
kakak tidak suka sifat dia yang suka mempermainkan perasaan cewek,
bahkan pernah pasiennya sendiri dikencanin trus ditinggal gitu aja.
Gila ga tuh...” Husni tersenyum mengingat teman=temannya.
“Oh dan Adhit, dia yang paling parah. Kalau kita berlima ngumpul, dia
yang norak merasa boyband."

Ulfa senyum sendiri membayangkan salah satu dari sahabat kakaknya itu…

***


Emmil sedang naik pohon mangga didepan rumahnya lagi. Kali ini dia
hanya mencari cara untuk membalas dendam karena Husni sudah
menghinanya!
Cakep sih cakep. Dokter sih dokter. Tapi bagi Emmil, Husni adalah
seorang banci yang mainannya kucing hitam. Tapi bagaimana cara
membalas dendam. Menghadapi Husni secara langsung membuat Emmil
bergidik ngeri. Tatapan matanya...brrrrr, bukan terpesona tapi membuat
bulu kuduk Emmil berdiri
.
"Heh cewek galak! Ngapain ngintip aku?" Teriak Husni dari teras.
Emmil kaget dan untunglah dia tidak jatuh, tapi kemarahannya tersulut.

"Heh cowok sarap, napa panggil panggil? Kamu ini dokter beneran apa
gadugan sih?" Tanya Emmil tetap di atas pohon.
 "Ya beneran lah! Kamu kata aku yang di bigbrother, dokter gadungan?"
" Ha ha ha ha" Emmil ketawa ngakak, "Ah ga nyangka, cowok ganteng suka
nonton gituan. Ga cuma suka kucing hitam tapi nonton acara yang kaya
gitu... Ha ha ha."

Siyal,batin Husni murka, “Awas saja dasar cewek sedeng.”

***

“Wah Harry! Apa kabar cuk?” Sapa papa Dimas dengan slenge’an.
Dan ternyata, sifat Rere didapat bukan terkontaminasi Bunda dan Emmil
tapi dari papanya .

“Hoi cuk! Apa apaan ini, bukannya dapat pelukan hangat malah dapat
nyolot.” jawab ayah Harry tanpa sungkan.

Billy hanya tersenyum, ah dia merindukan kebersamaan bersama kedua
sahabat gilanya ini.

***

“Rereeee...” Teriak Emmil dikelas. “Kenapa sekarang jarang ke rumah?
Ah aku kangen kamu tauuuu!” Sembur Emmil tanpa rasa malu ,yang dapat
senyuman sinis dari Ulfa.
“Hei Ulfa..” sapa Emmil tanpa rasa sungkan. “Kenapa kamu ga bareng aku saja”
 "Ah aku diantar sama kakakku, kak Husni.” jawab Ulfa pamer.
Dan seketika membungkam mulut Emmil, yang membuat Antho heran. “Kenapa
Emmil kalahnya cuma sama Ulfa saja ya bang?” Tanya Antho ke si abang
galau.
 Si cowok cungkring yang dipanggil abang galau hanya mengangkat bahu
tanda cuek, mana dia mau peduli dengan sekitarnya.
“Eh Ulfa salam buat kakakmu ya,” kedip Rere dan disambut senyum manis Ulfa.

“ Eh Mil, tau ga istrinya om Ariev siapa sih? Masa Mama bilang kalau
istrinya om Ariev hamil? Mil kamu tau ga sih istrinya om Ariev siapa?”
bertubi-tubi pertanyaan Rere ke Emmil, dia tak mau berhenti mengobrol
meskipun bu Fetty sudah duduk manis di muka kelas.
“Ih Rere parah deh, keterlaluan! Masa kamu ga tau istri Om kamu
sendiri? Ga tau?!" Tanya Emmil dengan muka menyalahkan.
"Err.. Engga tahu. Emang siapa?" Rere mulai terlihat bersalah.
"Aku juga engga tau sih" jawab Emmil datar. "Ha ha ha..,” tawa Emmil pecah.

Rere melempar bolpoin ditangannya, yang sekarang bersarang di rambut Emmil.

***

“Bundaaaaa..” teriak Emmil dan Rere bareng saat mereka sampai dirumah Emmil.
“ Bunda di kamar sayang..,” jawab Bunda yang lumayan anggun, pecahlah
tawa mereka berdua.

“Hmm semenjak ada Ayah, Bunda agak aneh deh Re. Jadi kayak cewek, eh
maksudku kaya Mama orang lain. Sedikit masih kaya Bunda dulu, tapi ga
asik kalau di ajak bahas cowok. Apa takut sama ayah ya?” Tanya Emmil
tanpa minta jawaban. Rere hanya mengangkat bahunya tanda tak mengerti
juga.

“Eh Mil, mas Husni ganteng ya?"
“Eh Re... Dia musuhku! Awas kalau berani deket deket sama dia, kamu
kehilangan aku sebagai teman masa kecilmu dan selama lamanya!” Ancam
Emmil dengan egois.

***

“Ulfa, papa lihat kamu masih tidak akrab dengan Emmil?” Tanya Papa
Ojie dengan kalem.
 Dia mendapatkan laporan dari istrinya kalau Ulfa dan Emmil tidak akur
karena Emmil tidak sengaja melempar sandal ke Husty. “Kenapa kamu
tidak berlapang dada? Papa tau kamu sangat sayang sama Husty, tapi
sifatmu mengalahkan orang dengki kalau mendendam. Ndak baik nduk…"
"Ah Papa. Ulfa biasa biasa aja sih. Tanya saja kak Husni."  Ulfa
menatap kakaknya, mengharapkan dukungan.
 "Heem iya Pap, tapi Emmil emang kurang waras tuh. Masa nuduh Husni
dokter gadungan..." Husni menghampiri papanya.
"Husni, kamu ini umur berapa? Koq jawabanmu kaya adikmu saja."  Tegur
papanya tanpa memandang wajah Husni.

3 komentar:

Anonim mengatakan...

Makasih Cici udah menghibur :)

dyudo mengatakan...

Mendingan baca ini daripada nonton sinetron indosiar ... hahahahaha!

abang mengatakan...

Cuukk... -___-