Senin, 29 April 2013

Pelangi Jingga


Terkadang seseorang yang kita pilih untuk menjaga cinta, seringkali malah melemparkannya ke dalam jurang kehancuran, saat dia pergi.
.
Disini aku berdiri, terpaku ditepi tebing, menatap deburan ombak dibawah sana menghantam bebatuan karang. Pemandangan indah ini tak jua bisa membuatku sejenak melupakan beban yang dipangkukan di pundakku.Beban atas kenangan sosok Arin yang mencampakkan dan meninggalkanku didalam kelambu duka.

.
Seokor kupu-kupu terbang menari dan hinggap di lengkungan bunga rumput putih yang aku yakini sebagai penjelmaanmu.Seekor kupu-kupu yang terbang diantara hembusan angin, yang bisanyakurengkuhsebagai pengganti sukmamu.

Hembusan angin membelai wajahku dan suara angin seolah menggumamkan seribu lagu rindu.Pekikan burung laut bercampur dengan suara deburan ombak laksana harmoni yang mengiringi langkah-langkah riangmu. Sukmaku melayang dan kita menari bersama di dalam ruang jiwa yang hampa.
.
Arin adalah belahan jiwa dan permata hati yang membuat warna pelangi ada dimataku.Senyum manisnya membuatku menggeletar dalam asa yang tak berbatas.
Semua tentang Arin yang masih hangat dalam ingatanku,dan takkan lekang terkikis oleh masa. Cintaku akan tetap untuknya, takkan pernah kuberjanji untuk melupakan Arin.


Bayangan hidup tanpa Arin membuatku meneteskan air mata.
Deburan ombak di bawah sana masih bertalu-talu dan gigih menerjang batu karang. Batu karang yang perlahan terkikis dan hancur.Apakah aku akan seperti batu karang itu?

"Mas Harry..."

Seru seorang wanita yang sangat aku cintai.  Arin berlari menghampiri dan memeluk pinggangku mesra.Aku menyambutnya lembut dan melihat senyum jahilnya, aku semakin mempererat pelukanku.


" Mas,kenapa melamun?"katanya manja.

"Mas hanya ingin melukis keindahan alam ini sayang."
Gombalku yang selaluhanya membuat Arin tertawa terpingkal-pingkal.Hembusan napasnya menerpa lekukan leherku.

" Mas Harry puitis buanget deh."

" Lha iyo, aku yo mau ngelukis Rin. Ga percoyo tah mas mu iki iso?"

"Percaya sih, tapi aneh deh."

"Opone sing aneh?"

"Mas Harry yang aneh.Lha sejak kapan dirimu bisa ngelukis?"

" Oh,sejak mengenal cinta dan sayangmu Arin sayang."

“ Ha ha ha ha... Aku ga mempan rayuanmu mas, tapi makasih."

Arin kembali menyenderkan tubuhnya kedalam dadaku.Aku mengelus kepalanya dan dia mendongkak menatap wajahku.Sendu yang ku lihat saat itu.Memandang matanya aku seperti tersihir.

" Mas "

Hanya satu kata, satu kata namun aku memahami segala isi hati Arin.
Arin kembali menyandarkan tubuhnya di dadaku.Aku membelairambutnya dan dia mendongk menatap wajahku.Sendu yang ku lihat seolah menyihirku saat itu.

Perjalanan cinta ini sungguh berliku.Sebelum memutuskan untuk bersama, aku dan Arin adalah dua pribadi yang egois mempertahankan tradisi kami masing-masing.

Cinta kami bukanlah cinta yang rapuh.Sepuluh tahun kami menjalin persahabatan.Sepuluh tahun masa penantian dan kini aku bisa memeluk erat tubuh Arin dengan sepenuh jiwa.
" Mas, kenapa ngelamun terus?"

Aku tersenyum menanggapi protes Arin.

Hari-hari kami lalui dengan canda tawa danberbagai masalah yang dulu muncul karena keegoisan kami, seolah menguap tak berbekas atas nama kompromi. Tak sedetikpun aku bisa berpaling dari Arin. Tak sedetikpun dalam pikiranku untuk hidup berpisah .


Teringat saat Arin mengembalikan cintaku.Sebuah ruangan yang hanya ada aku, dia dan cinta.Cinta yang tercarut marut dengan luka.

 “ Kok isa kamu kayak gitu? Kamu sadar ga apa sing mbok omongin ini?”

.
Hanya air mata yang menjadi jawabanmu saat itu.

"Maaf mas, aku ga bisa menjaga cintamu lagi.Maaf jika cinta yang kau berikan harus ku kembalikan."

“Kamu itu ngomong apa? ga usah aneh-aneh Rin. Mas ga suka! Kita akan tetap bersama Rin.”sangkalku.

Arin menatap dan membelai pipiku dengan sayang.Air mataku jatuh tak terbendung lagi.Aku tahu berat baginya untuk meninggalkanku sendiri.Namun kenyataan membuat Arin harus menyerah dari takdir.Kupu-kupuku harus terbang ke awan, kelangit ke tujuh untuk menari bersama bidadari-bidadari.
.
Perlahan matanya menutup dan nafasnya dengan lembut terlepas dari raga.Jiwaku seakan ikut terbang bersamanya dan aku menjerit menyerukan namanya.

Lembayung warna senja berpendar di batas cakrawala.Hati yang kuberikan telah kau kembalikan. Secepat detik berdetak, aku ingin membekukan hatiku.

0 komentar: