Kamis, 11 Juli 2013

Tentangmu




Rindang melepas kacamata dan memejamkan mata. Jalan yang macet membuatnya bisa memejamkan mata walau hanya sekejap. Puasa pertama namun beban yang pernah dipikulnya seolah kini berdesakan untuk dilepaskan. Pikirannya melayang pada masa yang bisa disebut titik balik hidupnya.
Tiga tahun lalu serasa baru sekejap mata. Rindang hanya bisa mendesah dan melepaskan napas yang sampai kini masih sering membuatnya sesak. Saat itu hari rabu dan seolah tak akan pernah Rindang lupakan semasa hidupnya.

Rin apa kabar?

Rindang sedikit kaget dengan sapaan yang dilontarkan Samuel. Kekasihnya. Ah, masihkan bisa disebut kekasih sedangkan sudah kurang lebih  dua bulan komunikasi antara dirinya dan Samuel seakan berhenti sama sekali.

Rindang masih terdiam, karena tak tahu har
us menjawab apa. Hampir dua bulan ini hatinya tak menentu, namun diamnya langsung terusik dengan pertanyaan Samuel selanjutnya.

Rin, kenapa kamu diam saja?

Aku baik-baik saja Sam. Kenapa kamu menelponku?

Kamu sahur dengan apa hari ini?

Rindang memutar bola matanya, heran dengan Samuel yang tak langsung menjawab pertanyaannya. Namun dituruti saja permainan Samuel. Menjadi kekasih pria itu selama enam tahun membuatnya mengerti sifat Samuel. Saat Samuel tak menjawab pertanyaan dan membalikkan pertanyaan baru, saat itu pasti ada sesuatu yang mengganggu pikirannya. Rindang sudah hapal betul.

Kenapa Sam? Kamu sudah menikah? Rindang terkejut dengan pertanyaan yang dilontarkannya sendiri. Namun melihat gelagat Samuel yang tidak seperti biasanya membuatnya tak ingin terlalu lama menebak. Samuel terdiam yang membuat Rindang semakin yakin atau semakin mendekati kalau tebakannya benar.

Kapan?

Rindang hanya mendengar desahan napas Samuel sebelum suara pria itu menggema di pendengarannya.

Sehari sebelum puasa. Maaf Rindang tapi kita masih bisa berteman kan? Aku tak mungkin bisa melupakan dirimu.

Rindang tak membalas ocehan dan permintaan maaf Samuel. Hatinya sakit, selama enam tahun dan harus berakhir seperti ini? Samuel memutuskan hubungan dengannya hanya melalui telpon di pagi buta. Rindang masih berharap tak mendengar semua dugaannya benar. Kalaupun Samuel akan menikah setidaknya sehabis lebaran. Bukan sebelum puasa. Namun semua telah terlambat untuk menyesali.

Baiklah, semoga kamu bahagia.

Kita masih bisa ketemu kan Rin? Rindang ingin membalas masih bisa karena cintanya pun masih besar untuk Samuel. Tapi dengan mengeraskan hati Rindang hanya menjawab singkat.

Kamu egois Rin. Kamu tahu tidak kenapa aku menikah dengan wanita lain? Karena selama bersamaku tak sekalipun kamu mengungkapkan cinta. Aku laki-laki pun butuh kepastian Rin.

Selama enam tahun dan kamu meragukan cintaku? Rindang hampir menjerit meneriakkan kata makian. Namun ditahannya, Samuel butuh orang untuk disalahkan. Samuel butuh pembenaran atas tindakannya.

Aku menikah, kamu tahu? Karena wanita itu memintaku. Dan aku menyetujuinya. Karena kamu tidak pernah merespon sinyal yang aku berikan.

Tidak pernah merespon dia bilang? Ah apakah aku salah mendengar? Bukankan tiga bulan lalu sebelum kami ribut dan putus komunikasi Samuel berkata ingin melamarku? Mengapa sekarang seolah hanya diriku yang bersalah.

Dibiarkan Samuel menumpahkan keluh kesahnya selama bersamanya dan menyalahkan atas semua pilihannya.

Kita masih bisa ketemu kan? Pertanyaan itu lagi, namun kali ini Rindang menjawab dengan tegas.

Tidak! Dan setelah telpon ini kututup, aku dan kamu tidak ada hubungan apa-apa lagi. Jangan pernah hubungi aku ataupun menemuiku lagi!
Kamu memang egois. Kudengar Samuel berkata sebelum menutup telponnya. Setelah telpon ditutup air mata Rindang mengalir. Rindang menangis, cintanya yang  dijaga harus kandas.

**

Rupanya janji Rindang yang tak membiarkan Samuel menghubungi adalah janji yang tak bisa ditepati. Saat Samuel menelpon dengan sedikit sedih Rindang menjawabnya. Namun Samuel tidak ingin menyerah. Samuel ingin bertemu dengan Rindang sebagai teman. Rindang tak ingin menemui Samuel. Rindang tak mempercayai hatinya. Rindang tak yakin saat pertemuan terjadi dia bisa mengendalikan hatinya. Rindang tak ingin berselingkuh dari pria yang kebetulan masih dicintainya. Benar kata Samuel Rindang pengecut karena tak berani menemuinya.

Lebaran kali ini Rindang harus menahan sakit hati karena pengkhianatan Samuel. Rindang tak ingin mengenang Samuel, namun hati mana bisa ditipu. Hati Rindang seolah menjerit karena merindukan kehadiran Samuel. Selama ini Samuel selalu menemani, meskipun tak selalu disisinya namun Samuel selalu menemani saat Rindang ketakutan. Telpon setiap malam membuatnya kecanduan.

Karena melamun saat menyetir Rindang tak bisa mengendalikan mobilnya. Rindang tak bisa menjelaskan apa yang dirasakan. Ia Hanya mengingat seperti melayang dan tiba-tiba semua telah berhenti. Benturan mobil dan tembok membuat Rindang terdiam. Dengan ketenangan yang rindang sendiri tak tahu datangnya dari mana namun membuatnya bisa mengambil keputusan. Rindang langsung meminta bantuan dan menelpon ke rumah. Ayahnya menjemput namun hanya memandang dengan wajah datar. Rindang berharap ayahnya tak marah dengan kerusakan yang diperbuatnya.

Kamu bisa menyetir sampai Rumah? Rindang mengangguk dan kemudian menyetir mobil yang depannya sudah hancur. Rindang wajib berbangga dengan ketenangan yang dimilikinya.

**

Rindang memangis sejadi-jadinya. Kenapa dia harus melamun dan memikirkan Samuel lagi. Rindang frustasi dan tak bisa menahan emosinya. Belum dua bulan semenjak ditinggal Samuel lagi-lagi dia terkena musibah. Kali ini tak sadarkan diri dan harus dilarikan ke rumah sakit. Rindang harus dirawat karena lambungnya terluka.
Rindang  harus melupakan Samuel kalau tak ingin tersiksa. Maminya mendekati dan berkata bahwa hidup itu pilihan, saat kita memilih melupakan seseorang, lupakan dia dengan tuntas. Jangan ragu untuk menghapus kenangan itu. Hidup masih panjang, ketika orang yang kita cintai meninggalkan kita rasa sedih wajar ada, namun anggaplah kita sedang kehilangan mainan. Kamu tidak mencintai dia dari hatimu, kamu  sedih karena kamu kehilangan mainan itu.

Rindang ingin tertawa mendengar ucapan maminya. Mana mungkin cinta seperti diibaratkan mainan. Namun setelah dipikir-pikir itu hanya sebuah kata kiasan bukan? Kata mainan hanya untuk menunjukkan kalau kita akan mendapatkaan pengganti cinta yang baru bukan? Rindang tersenyum dalam tangisnya.

Semua seperti ditakdirkan. Beberapa bulan setelah kejadian menyakitkan Rindang harus memutuskan prioritas hidupnya. Kalau dia masih bertahan di Jakarta  pasti akan selalu diteror oleh Samuel. Kebetulan promosi dari kantornya seperti jalan keluar bagi Rindang. Rindang sudah lelah dengan kelakuan Samuel yang setiap malam menelponnya lagi mengajaknya bertemu. Rindang takut Samuel nekat menemui dan berdiri dihadapannya.

Mi, Rindang mau pindah. Mau keluar pulau dan mungkin hanya setahun pulang ke Jakarta. Ijinnya kepada orang tuanya. Orang tuanya hanya mengangguk dan mengiyakan.

Mami bangga sama kamu Rin, kamu berani mengambil resiko untuk jauh dari keluarga. Mami hanya bisa berdoa semoga kamu bisa menemukan kebahagiaan yang sejati. Mami percaya kalau kamu sudah memutuskan sesuatu kamu akan menjalani dengan segala resikonya. Jangan biarkan omongan orang mempengaruhi keputusanmu Rin. Karirmu saat ini sedang bagus, mami senang. Namun saat kamu menemukan seseorang yang sesuai menikahlah. Jangan korbankan pernikahan untuk karirmu. Namun jangan sekali-kali kamu menikah karena hanya mengejar status dan mengorbankan karirmu. Rindang mengangguk dan mencatat semua ucapan maminya.

***

Din din
Suara klakson mengagetkan Rindang dari lamunannya. Tiga tahun seperti terhempas kembali ke masa kini. Tangannya dengan cekatan melepaskan hand rem dan segera memasukkan kopling dan menginjak gas dengan pelan.
Rindang tersenyum, saat ini kehidupannya baik-baik saja. Keberanian untuk meninggalkan zona nyaman yang dulu ditakutkan ternyata berbuah manis. Langkah yang dulu berat untuk memutuskan jauh dari orang tuanya sepertinya tak akan pernah disesali. Ridang semakin tersenyum lebar ketika bayangan seorang pria yang kini menjadi kekasihnya melintas dalam benaknya.

Ya, Rindang mendengarkan apa kata Samuel tiga tahun lalu, seorang pria pun butuh kepastian, apakah wanita yang dicintainya juga mencintai. Maka dengan keberanian  yang sedikit membuatnya bergetar Rindang mengungkapkan cintanya kepada pria yang kini mencuri hatinya. Dan tanpa disadarinya rasa sakit karena ditinggal Samuel kini tak pernah dirasakan lagi.


#14DaysofInspiration tema : Keberanian

0 komentar: