Jumat, 15 Maret 2013

( Bukan ) Mimpi


Wow...itu adalah kata pertama yang saya lontarkan saat partner saya meminta data diri saya. Partner saya Indah Lestari memberi kabar kalau duet yang kita buat akan dibukukan.
Sumpah, bermimpi pun tidak, tulisan saya dan partner menjadi salah satu yang terpilih masuk ke dalam Buku Kolaborasi ini. Maklum saja saya bahkan tidak mengikuti  #AWeekofCollaboration dari awal. Kalau nama saya masuk dalam daftar terbit buku, orang pertama yang saya harus ucapkan terimakasih selain penyelenggara  ( Mas Teguh, Mba Wulan, Mba Juzzyoke ) tentu adalah patner saya, tanpa kamu mungkin saya tidak ketiban hoki.
Dan kedua, dia adalah pria baik hati yang selama 3 tahun menjadi teman saya. Suka ataupun tidak dia telah saya paksa menjadi teman. Iya Ijul,°\(^^)/° akhirnya nama kita di satu buku Jul, tidak kamu sangka kan? Iya kan? Pagi pagi di mention Ijul dan diajak ikutan #AWeekofCollaboration. Ketika jujur saja saya tidak tahu apa maksudnya tapi saya pun menanggapi dengan candaan. Saya tanya, sama kamu? Dan dijawab iya. Saya pikir Ijul serius mengajak saya nulis duet, ah ternyata Ijul melarikan diri. Calon patner saya melarikan diri *emote senderan tembok.* bercanda Jul... Jadi yang benar Ijul masih sibuk dan berjanji nanti akan duet ( Aku tetap berharap bisa duet loh ).

Saya melewatkan tema pertama itu dan hari kedua pun saya melewatkannya lagi. Untuk meminta teman jadi partner saya sungguh tidak berani, saya tahu saya tidak bisa menulis bagus jadilah saya hanya menunggu yang akan mengajak saya.
Ketika Indah Lestari sedang mencari patner, saya pun membalasnya ternyata dia serius dan kami menjadi partner. Saya sadar tulisan saya kalah dibandingkan dengan Indah, tapi saya percaya dia tulus membantu saya bahkan mengedit tulisan saya yang sering tidak konsisten itu. Indah menjadi partner saya menulis di beberapa cerita dan tema bahkan sesudah #AWeekofCollaboration selesai. Saya mendapat sahabat baru yang setiap hari saya recoki dengan celotehan saya yang menyebalkan ini.

Saya juga duet dengan Diediet. Ah, Diediet mengajak nulis horror. Bisa dibayangkan ketakutan saya pada saat itu, saya yang penakut dan tidak pernah tertarik untuk membaca cerita horror malah diajak menuliskannya. Tapi Diediet seperti memberikan tantangan kepada saya, saya iyakan saja, kapan lagi saya nulis horror kalau tidak sekarang. Hasilnya bisa anda baca di Pesta Untuk Rahmat.

Teman duet saya yang ke-3 adalah Pagita. Biarkan saya tertawa sebentar. Kalau mengingat proses penulisan Sepuluh Purnama ini mau tidak mau angan melayang. Disaat semangat sekali menulis, saya ditinggal begitu saja sama Pagita. Sedih, berfikir apa saya partner yang buruk? Hari berikutnya tulisan kami akhirnya selesai juga tapi Pagita menghilang kembali. Saya edit sebisanya dan saya kirim ke emailnya, bahkan saya pasrahkan ke Pagita terserah mau disertakan atau tidak ternyata ah malah masuk ke dalam salah satu buku kolaborasi. Senang *cubitcubit Pagita*.

Teman duet saya yang terakir Beni. Beni ini menjadi teman duet saya pertama yang cowok. Kesannya seru sama Beni. Ben katanya mau nulis duet lagi? Kapan? Aku nungguin loh.

Begitulah, meskipun even #AWeekofCollaboration  ini hanya seminggu membuat saya tersenyum dan bahagia. Selain mimpi nama di cetak di buku saya mendapatkan beberapa teman, bahkan Indah menjadi sahabat baru. Di tunggu kiriman mas Jong Kook nya partnerku sayaaaaang.

0 komentar: